Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ngomel

18 November 2021   08:34 Diperbarui: 18 November 2021   08:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1
"Bangunlah sulung! Nanti abang penarik sampahnya sudah berangkat. Kamu mesti jalan jauh buang sampahnya. Itu tanggung jawabmu".

Nada suara pertama rendah. Nada suara meninggi kalau sudah dua kali Mas Sulung belum bangun juga untuk membuang sampah. Omelan tambahan akan mendengung mulai soal cita-cita, kerja dan kesuksesan kalau tidak disiplin dengan pekerjaan kecil.
Masih juga belum keluar dari selimut dan bangun. Ancaman keluar. Duit jajan akan distop karena tidak disiplin sebagai bentuk pelajaran dan terakhir siram air.

Ampuh semua itu omelan. Tergantung mood Mas Sulung juga. Kadang menunggu ancaman terakhir, stop uang jajan dan siram air. Pernah kutanya kenapa lambatrespon jawabannya sungguh diluar dugaan. "Senang ngerjai ibu saja". Kujawab, "jangan kelewatan kamu tahu kan ibu punya sakit apa". 

2
"Tengah, Gas Bude habis. Cepatlah beli ke warung". Kalau masih lambat dan Tengah masih lelet. Apalagi jawab, "nanti. Masih ada tabung satunya". "Kalau nanti kamu mo masak mie atau buat gorengan akan Ibu jawab habiskan dulu makanan lain yang masih ada". Oh no. Padahal makin mie seminggu tiga kali kecuali kepepet. "Air galon habis". Ini yang cepat tanggap karena mereka tiga beradik pernah diare bareng oleh E. coli. Mereka trauma.

3
"Mbak Bungsu, tolong bersihin kamar. Bersihin teras. Jangan mainan terus". Masih mainan terus padahal hari sudah sore. Dikasih waktu 5 sampai 10 menit masih juga belum bergerak. Telunjuk lancip akan mengarah ke dirinya dan biasanya langsung gerak cepat sesuai perintah. "Ibu itu seperti nenek sihir kalau lagi marah," katanya. Dia paling takut dengan telunjuk daripada omelan.
Baju kotor tolong masukkan ke mesin cuci. Ini yang cepat apalagi ada baju kesenangananya dan besok hari Minggu.

4
Dengan aku, kalau ngomel gas terus. Tidak ada senjata lain atau baju zirah kecuali aku minta maaf. KKP paling sebel dan benci dengan meja gudang tempat kerja berantakan. "Tolong jangan kasih contoh anak-anak. Mereka masih kecil-kecil. Mereka mencontoh apa yang mereka lihat sehari-hari".

"Tolong matikan peralatan yang punya fitur standby. Apalagi kalau mau ditinggal lama. Tokennya jalan terus untuk gudang". "Jangan kau bilang notebook lagi ngolah data atau rendering. Aku tahu dan jangan jadi alasan ya," katanya sambil mendelik, jari telunjuk menunjuk. "Benar kata MbaK Bungsu, nenek sihir".
***

Pernah pernik berkeluarga itu banyak. Cuma lihatlah dengan rasa syukur. Lihatlah dengan cinta. Nggak mungkinkah istri atau suami marah lalu ngomel tak tahu juntrungan kalau melihat sesuatu yang sesuai harapan.

Ngomel itu biasa dalam kehidupan rumah tangga. Kalau ada rumah tangga yang tidak ada omelan dari istri sungguh beruntung lelaki dan anak-anaknya. Semua urusan rumah tangga berjalan sesuai dengan keinginannya. Begitupun kalau tidak ada omelan dari suami artinya semua urusan rumah tangga sudah sesuai dengan harapan suami.

Jika tidak sesuai harapan dan kemarahan menjadi omelan kepada istri atau suami direkam dijadikan bukti petunjuk untuk proses hukum, janganlah ditarik ke pidana. Memang hak. Lebih baik kalau hak diarahkan untuk proses cerai.  Bercerailah baik-baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun