Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bom Waktu Covid 19 Siap Meledak-ledak

7 Juni 2021   11:45 Diperbarui: 7 Juni 2021   11:57 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia Covid 19 Varian Delta sudah masuk ke DKI Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan.  Varian ini lebih menular. WHO memasukkan Varian Delta dalam daftar yang perlu mendapat perhatian, diwaspadai (3). Dalam bahasa tulis agar kata itu mendapat perhatian maka digaris bawahi (kalau dulu) dan sekarang dicetak lebih gelap, dimiringkan.

Pertanyaan menggelitik mengapa orang banyak abai? Pasca lebaran, orang banyak menggelar kawinan. Akhir Mei dan awal Juni ini ada lima undangan untuk penulis. Di depan pintu masuk  gedung sudah jelas ada poster lumaya besar agar menerapakan protokol kesehatan. Fakta di dalam gedung, ada yang berpelukan, cipika cipiki. Ada yang membuka masker padahal tidak sedang makan. Bahkan ketika mau pulang dan ingin salaman dengan pengantin berbaris tak berjarak.

Orang kalau masuk kerumun menjadi terikut dalam praktik kerumunan. Mereka yang tadinya waras menegakkan protokol jadi ikut abai karena ikut berani abai. Awareness yang menegakkan protokol kesehatan menjadi hilang.

Seorang dokter senior suatu waktu pernah kutanya mengapa orang abai dan menolak protokol kesehatan? Jawabnya belum melihat orang kesakitan ketika bernafas dan akhirnya mati. Belum melihat tubuh mengejang dan kemudian menjadi dingin tak bernafas.

Boleh jadi mereka yang abai adalah orang-orang yang tak berdaya secara psikologi menghadapi kenyataan kalau makhluk tak berwujud itu memang ada. Makhluk itu tidak hanya merusak tubuh manusia yang dijadikan inang, tempat bersarang, berkembang biak tetapi juga merusak sosial ekonomi bahkan etika politik.

Video mengenai orang-orang yang menyatakan Covid 19 itu ada dan kemudian meninggal bertebaran di dunia maya. Pesan mereka yang terkena dampak efek covid 19 masih diabaikan oleh banyak orang.

Sekali lagi semua sudah terjadi. Makhluk tak terlihat sudah menempel dan bersarang di tubuh-tubuh baik yang terlihat sehat maupun yang sekarang sedang berjuang untuk sehat ataupun berusaha untuk melewati batas kritis menuju kematian.

Bom waktu Covid 19 sudah meledak di Kudus walau masih dapat dikendalikan tetapi daerah-daerah lain lonjakan kasusnya juga meningkat tajam. Ledakannya akan bergerak dari satu kota ke kota lainnya.  Sama ketika para pembawa makhluk tak berwujud itu bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Maaf aku belum mau menghadapi kematian. Aku tegakkan protokol kesehatan untuk diri sendiri tetapi kalau memang sudah waktunya menghadapi kematian maka akan aku sambut dengan suka cita.

Mohon maaf kalau tulisan ini meledak-ledak. Tidak ada maksud untuk lebay tetapi hanya untuk mengingatkan kalau bahaya Covid 19 yang tak berwujud itu nyata adanya dan korbannya juga sudah banyak. Bahkan korbannya sendiri sudah mengingatkan kalau Covid 19 nyata.

Apakah aku, kamu dan kamu memang makhluk yang tak pernah belajar dari kejadian yang sudah nyata? Hanya aku, kamu dan kamu yang bisa menjawabnya dalam praktek kehidupan sehari-hari di masa Pandemi Covid 19 ini.

Salam Kompal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun