Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Orang Tua Somplak di Pandemi Covid 19

25 Maret 2020   18:18 Diperbarui: 25 Maret 2020   18:30 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari jaman dulu ketika orang belum populer kerja dari rumah, dia sudah kerja dari rumah dengan meremote warungnya melalui Android dan juga Windows. Palingan sebulan sekali harus berputar di empat pulau untuk melihat warungnya.

Sulung yang siap menjadi martir mengetuk pintu kamar. Berceloteh rialah dia mengenai Covid19 dan juga langkah aksi daripada berceloteh saja ataupun memainkan jari jemari tak benar di layar Android. Diungkapkan kalau dirinya sudah membolongi tempat bekas cat yang akan dijadikan tempat penampungan air bersih untuk warga kampung cuci tangan.

“Itu kerja tiga anak emak yang nakal dan selalu bikin sebel kalau pagi dan sore. Kami juga sudah minta izin pada bapak. Ini tinggal beli kran air saja di mini market depan,” kata sulung sambil terus memandangi muka emaknya.

Itu trik bapak yang diberikan pada ketiga anaknya kalau mau meminta sesuatu alias berasan dengan emaknya. Hanya sulung yang sering sukses, sedangkan tengah, kadang sukses tapi banyak gagalnya  demikian pula bungsu selalu gagal karena tubuhnya selalu melintir melintir kalau ngomong kecuali kalau ngomong di depan kelas.

Selama sulung bicara, emak tetap fokus di layar monitor notebook, dan kadang melihat teleponnya. Emaknya tak berani memandang muka sulung. Ha ha ha karena sulung merupakan prototipe bapaknya. Bahkan lebih baik.

Sulung menunggu jawaban. Tegang. Bukan hanya sulung ternyata. Tengah dan bungsu di teras rumah juga tegang di depan bekas tempat cat yang sudah mereka bersihkan. Sekarang tinggal memasang kranan air.

Hanya saja kranan air itu harus dibeli di mini market depan. Mereka tahu selangkah saja mereka melewati pagar artinya mereka sudah melanggar #di rumah saja. Nah, loh.

Emaknya lalu mengambil kacamata berbingkai Oakley yang dibeli di Poncol. Sulung makin tegang. Kalau emak pakai kaca mata artinya pembicaraan makin serius.

“Kamu tahu kita sekarang sedang apa?” tanya Emak sambil menatap tajam mata Sulung.

Sulung balas tajam menatap, tahu dan harus di rumah. “Jangan keluar rumah dan harus berjarak satu meter dari orang lain kalau di luar rumah. Jangan keluar rumah kalau tidak penting atau kepentingan yang sangat mendesak”.

“Nah, itu tahu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun