Sederhana, mestinya sudah tahu  nih.  Kota ini tidak ada minyak, gas atau sumber daya alam yang bisa cepat menghasilkan  duit  alias PAD bagi pemerintahannya, DPRD dan rakyat.
Sumber dayanya adalah keindahan alamnya. Sadarlah. Keindahan itulah yang dijual. Boleh juga kalau ada yang menyebut Pagar Alam adalah potongan surga di serpihan dunia.
Banyaknya orang datang tentu butuh makan, penginapan, dan juga hiburan. Bukan diskotik ataupun bar ataupun panti pijat apalagi karaoke plus pemandunya. Boleh ada cuma jangan banyak-banyak. Wak wak wak.
Terus terang kearifan orang Pagar Alam itu sebenarnya sungguh patut ditiru. Mereka pantang menyerah. Bersyukurlah kalau diri ditawari kopi oleh tuan rumah. Minta jangan pakai gula, karena kopi pahit di Pagar Alam akan manis dengan sendirinya di lidah. Percayalah!
Mereka kreatif membangun tempat-tempat wisata. Nikmatilah.  Eh,  mereka tidak dibantu oleh pemerintah  loh.  Dananya dari mereka, disainnya juga dari mereka.
So  kalau ada yang mau liburan santuy bolehlah ke Pagar Alam. Bisa naik travel, ataupun naik pesawat. Tujuan wisata banyak. Silahkan ditelisik dulu di dunia maya.
Aman  bro.  Si rimau hanya berkeliaran di hutan lindung. Si rimau juga sebenarnya takut pada manusia. Kalem dan ikuti kearifan lokal di lokasi wisata di kebun teh dan Tugu Rimau di Gunung Dempo.
Kalau bertemu dengan si rimau apa nggak beruntung itu. Ini baru liburan santuy  namanya dan tetap pilih aman ya. Jangan sombong apalagi jumawa. Semua ada tata kramanya.
Salam dari puncak Bukit Barisan Sumatra
Salam Kompal