Bersyukurlah, ketika seseorang dikaruniai seorang anak , artinya Sang Maha Pemberi Hidup memberikan kepercayaan. Apakah kepercayaan itu akan kita hancurkan dengan berlaku kejam pada titipan Nya?
Tidak semua titipan sempurna. Tidak semua titipan seperti yang (suami-istri) kehendaki. Apabila itu yang dititipkan maka menerima, ikhlas adalah jalan terbaik. Jangan sekali-kali menyangkalnya. Pada saat menyangkal sebenarnya kita sudah membunuhnya secara perlahan.
Berkorbanlah untuk titipan yang tidak sempurna. Carilah kelebihannya. Asahlah. Motivasilah agar titipan itu bisa menjalani kehidupan dan buatlah bersinar. Memang enak menuliskannya tetapi sulit melaksanakan. Bukti banyak, tinggal kita penerima titipan mau atau tidak. Lihatlah dengan rasa pranala ini.
Kalau kita punya anak maka kita (suami-istri) sudah tak ada lagi. Sekarang waktunya anak. Sekarang kerja untuk anak. Sekarang cinta untuk anak.  Me time, atau  our time itu hanya pandai-pandailah mengaturnya, walau juga kadang gagal diatur.
Salam cinta untuk anak-anak yang meninggalkan dunia karena kekerasan ataupun yang sekarang sedang dalam kesengsaraan. Tetap semangat. Percayalah pada cinta Sang Maha Pencipta.
Selamat Hari Anak Nasional yang jatuh hari ini 23 Juli 2019.
Sebelum kututup bolehlah kita merenungkan puisi Kahlil Gibran berikut:
On Children
Kahlil Gibran - 1883-1931
And a woman who held a babe against her bosom said, Speak to us of Children.
   And he said: