Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mbah ke Pemilik Kos yang Jeli

21 Juli 2019   08:18 Diperbarui: 21 Juli 2019   15:59 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bisnis tempat kos memang menjanjikan. Tempat kos yang strategis biasanya selalu penuh. Ada pula tempat kos yang jauh dari hiruk pikuk juga terisi. Semua tergantung dari niatan pemilik kos dan pengguna tempat kos.

Di musim tahun ajaran baru, tempat kos banyak diburu oleh siswa ataupun mahasiswa. Tak terkecuali tempat kos milik Mbah Ke dan Mbah Golo.

Kedua si Mbah ini kebetulan sedang nongkrong di warung Mbah Kik. Ngomong ngalor ngidul sambil nyeruput kopi dan makan bakwan. "Wes, Pilpres wes. Mbok yo wes, ra usah lagi emosian atau mancing emosian to Golo. Sosmedmu wes tumbang to, diberangus," kata Mbah Kik.

Mbah Golo, cuma mesam mesem. Walau begitu mulutnya tetap ngunyah bakwan.

Tiba-tiba ada sepasang remaja menghampiri warung Mbah Kik. Mereka berdua lalu ikut nimbrung di bangku panjang. Si lelaki memesan es teh manis. Si perempuan memesan es jeruk.

Mbah Kik pun dengan cepat membuatkan pesanan sepasang anak manusia ini. Mata Mbah Ke membelalak melihat bodi guitar perempuan. Lain halnya dengan Mbah Golo yang mencelang motor 500 cc milik pasangan tersebut.

Sambil menikmati es jeruk, si perempuan membuka suara. "Di sekitar sini ada tempat kos atau bedeng Pak".

Mbah Kik, menjawab terlebih dulu. "Ada kos, ada bedengan. Cukuplah untuk keluarga muda," jelas Mbah Kik.

"Mboten Pak. Ini yang kos adik saya. Dia kuliah di sini. Saya datangnya kadang-kadang saja. Kalau saya libur baru saya datang, nginap," kata si perempuan.

"Ke, coba tawarkan tempat kos mu. Kan masih satu yang kosong. Ikut Mbah Ke sing ganteng kui!" kata Mbah Kik.

Usai meninjau tempat kos sepertinya keduanya setuju ngontrak di tempat Mbah Ke. Mereka kembali duduk di warung Mbah Kik.

Walau demikian ada ganjalan, kepikiran Mbah Ke. Maklum Mbah Ke dulu terkenal mbeling waktu muda.

"Dik bisa pinjam KTP kalian berdua. Kebetulan aku Ketua RT di sini," kata Mbah Ke.

Tanpa prasangka keduanya lalu memberikan KTP masing-masing. Seperti yang diduga oleh Mbah Ke. Walau ngakunya kakak beradik tetapi keduanya tinggal di alamat yang berbeda.

"Maaf Dik kalian sudah menikah siri atau sudah menikah betulan," tanya Mbah Ke.

Mendapat pertanyaan seperti itu kedua anak manusia itu melongo. Hal yang sama juga terjadi pada Mbah Kik plus Mbah Golo. Setelah membayar es teh manis dan es jeruk, kedua anak manusia yang lagi dimabuk nikmat surga dunia itupun meninggalkan warung tanpa pamit.

"Kok iso Mbah," tanya Mbah Golo.

"Satu berkulit putih. Satu berkulit coklat agak hitam. Satu langsing bodi aduhai. Satu gemuk. Satu matanya lincah menari. Satunya mata menunduk selalu melototi telepon pintarnya. Alamat beda. Kalau libur baru nginap," ungkap Mbah Ke.

Mantep. Sungguh mantep. Ra rugi dulu mbeling," kata Mbah Kik.

"Bravo. Sherlock kalah iki," kata Mbah Golo.

Mbah Ke mesam mesem seperti semar mesem.

"Terimo ae. Mbah kan ra rugi. Mereka sendiri yang rugi," Mbah Kik menambahi.

"Bukan itu. Aku ra kuat mbayangke si perempuan yang berbodi gitar masuk, nginap di kamar kos. Iku masalah e. Aku takut minta," kata Mbah Ke sambil tepok jidat.

"Koplak," kata Mbah Golo dan semua tertawa ngakak.

Salam Kompal

Salam dari Puncak Bukit Barisan Sumatra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun