Usai meninjau tempat kos sepertinya keduanya setuju ngontrak di tempat Mbah Ke. Mereka kembali duduk di warung Mbah Kik.
Walau demikian ada ganjalan, kepikiran Mbah Ke. Maklum Mbah Ke dulu terkenal mbeling waktu muda.
"Dik bisa pinjam KTP kalian berdua. Kebetulan aku Ketua RT di sini," kata Mbah Ke.
Tanpa prasangka keduanya lalu memberikan KTP masing-masing. Seperti yang diduga oleh Mbah Ke. Walau ngakunya kakak beradik tetapi keduanya tinggal di alamat yang berbeda.
"Maaf Dik kalian sudah menikah siri atau sudah menikah betulan," tanya Mbah Ke.
Mendapat pertanyaan seperti itu kedua anak manusia itu melongo. Hal yang sama juga terjadi pada Mbah Kik plus Mbah Golo. Setelah membayar es teh manis dan es jeruk, kedua anak manusia yang lagi dimabuk nikmat surga dunia itupun meninggalkan warung tanpa pamit.
"Kok iso Mbah," tanya Mbah Golo.
"Satu berkulit putih. Satu berkulit coklat agak hitam. Satu langsing bodi aduhai. Satu gemuk. Satu matanya lincah menari. Satunya mata menunduk selalu melototi telepon pintarnya. Alamat beda. Kalau libur baru nginap," ungkap Mbah Ke.
Mantep. Sungguh mantep. Ra rugi dulu mbeling," kata Mbah Kik.
"Bravo. Sherlock kalah iki," kata Mbah Golo.
Mbah Ke mesam mesem seperti semar mesem.