Di IMBD, AMCA diulas oleh 1.913. Dari skala 1-10 ternyata pengulas memberikan nilai 10 ada 68,3 persen, nilai 9 ada 18,4 persen dan nilai 8 ada 5,6 persen. Sisanya ada yang beri nilai 7 hingga 1. A Man Called Ahok  diberi nilai 1 oleh 3,5 persen pengulas.
Bandingkan dengan H & R diulas oleh 1.625. Â Dari skla 1-10 ternyata pengulas memberikan nilai 10 hanya 4,1 persen, nilai 9 ada 0,5 persen dan nilai 8 ada 0,2 persen. Sisanya ada yang beri nilai 7 sampai 1. Hanum & Rangga diberi nilai 1 oleh 92,4 persen pengulas.
Serius mereka yang memberikan ulasan di IMBD sangat terbuka dan lugas. Dan aku nggak tega untuk menyampaikan di sini. Silahkan klik saja link-linknya, ini dan ini.
Walau begitu dari jumlah penonton dari filmindonesia.or.id dapat memberikan gambaran sementara. AMCA masih memimpin dengan jumlah penonton 587.747 sedangkan H & R ditonton oleh 201.378 penonton.
Hal yang sama juga kalau ada pihak berusaha untuk mengintervensi dengan membuat kebijakan tertentu agar film AMCA ditonton oleh banyak orang, juga wajar. Itulah seni jualan.
Baru kali ini, dua buah film  head  to  head dengan segala intriknya. Dan menurutku fenomenal dan akan menunjukkan siapa yang lebih memiliki daya tahan untuk membal melenting.
Pertarungan keduanya diyakini akan makin keras dalam seminggu ke depan. Terus terang dengan banyaknya intrik di luar film, membuat kedua film menjadi menarik untuk dipantengin perkembangannya.
Ini bisnis. Kalau ada yang mengkaitkan dan menarik, menyeret ke ranah politik silahkan saja. Nggak bisa dilarang. Tapi pada akhirnya, ini adalah bisnis. Film yang menguntungkan tetap digelar layarnya, yang nggak menguntungkan ditutup layar. Sesederhana itu.