Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Alternatif Olah Lidah dan Rasa di Pempek Mustika

11 November 2018   11:44 Diperbarui: 11 November 2018   12:23 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada orang yang lidahnya setia. Namun, ada juga orang yang lidahnya tak setia. Satu hari merasakan enak, satu hari merasakan enak yang lain. Percayalah lidah tak pernah bohong. Maksudnya lidah rasa. Jadi tak setia lidah jangan langsung dicap negatif apalagi sensitif. Bisa berabe kalo begitu.

Memang untuk soal lidah dan rasa ini sangat relatif. Sama seperti politik. Periode lalu mendukung A periode kini dukung B. Ada juga yang tetap memantapkan hati untuk memilih A karena memang enak dengan A. Memang sama antara lidah dan rasa dengan politik. Tentu beda toh.  He  he  he.  Ini hanya guyonan saja.

Khusus untuk urusan lidah memang antara aku dan kaki kupu-kupu berbeda. Dia hobi daging segar. Lah, aku suka sayur segar. Pada akhirnya sebenarnya lidah kami menyatu kalau bercinta. Tentu kalau rasa lidah kami sama pasti hambar kalau bercinta. Senyumlah.

Sudahlah. Ini sedang musim hujan. Bagi yang daerahnya rendah dan sering banjir, bersiaplah untuk menaikkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi. Kalau tidak bisa rusak tuh barang berharganya.

Kaki kupu-kupu itu doyan makan sama seperti aku. Untuk pempek selalu ada tempat di usus bagi kami berdua. Hal yang sama untuk Kakak dan Kevin selalu ada untuk mie instan untuk ususnya. Kalau untuk Keyla juga menyiapkan ususnya untuk ceker ayam.

Siang ini kaki kupu-kupu dan aku ingin makan Pempek Mustika di samping Kantor Walikota Palembang. Di belakang Kantor Walikota ini dulu adalah Bioskop Mustika, sekarang menjadi Balai Prajurit.

Satu karcis bisa dua film dulu. Bisa nonton sepanjangan. Wak  wak  wak.

Kaki kupu-kupu dulu pernah nonton di sini bareng aku dan dia nggak tahan untuk film kedua. Sebenarnya dia sudah nggak tahan pada film pertama tetapi karena menghargai aku, dia tetap bertahan hingga film pertama selesai. Rambo dan Delta Force padahal waktu itu. Alasannya adalah banyak asap rokok.

Sudahlan itu dulu. Sekarang ini adalah menikmati Pempek Mustika dulu.

Musim hujan makan pempek anget plus  cukonyo  yang pedes. Perut juga anget dan kalau kepala sudah berkeringat dan bibir dower karena kepedasan otak biasanya lancar jaya. Itu aku kalau orang lain mungkin belum tentu.  Hi  hi  hi.

Pempek campur pertama isi 12 biji langsung selesai. Isinya terdiri dari pempek adaan yang bule-bulet itu loh. Ada pempek tahu. Ada pempek telur.

Pempek Campur. He he he. Ayo Ngiler Nggak? I Foto: OtnasusidE
Pempek Campur. He he he. Ayo Ngiler Nggak? I Foto: OtnasusidE
Pempek Tahu. Nagih. Hi hi hi I Foto: OtnasusidE
Pempek Tahu. Nagih. Hi hi hi I Foto: OtnasusidE
Pempek Telur. Yoi. Ngiler ya I Foto: OtnasusidE
Pempek Telur. Yoi. Ngiler ya I Foto: OtnasusidE
Modelnya Seger Banget I Foto: OtnasusidE
Modelnya Seger Banget I Foto: OtnasusidE
Pesan model pun langsung selesai. Ada yang agak gimana gitu ketika aku mencampur kuah model dengan cuka pempek. Rasanya memang agak semriwing di lidah dan di kuping. Hi hi hi.

Kalau pempek panggang dan lenggang, hanya dalam hitungan menit selesai. Pempek panggang dan lenggangnya dipanggang dengan api arang batok kelapa ya. Bukan dipanggang pakai gas.

Lidah yang sudah terlatih rasa biasanya akan bisa membedakan pempek panggang dan lenggang yang dipanggang dengan arang batok kelapa dan arang kayu serta dengan gas. Bahan dasar pempek panggang adalah ikan dan sagu, dan lenggang berbahan baku telur bebek dan bahan pempek panggang ketika dipanggang ada aroma harum yang keluar dari panggangan.  Pempek panggang dan lenggang yang dipanggang dengan arang lebih terasa dan sensasi lebih mengena.

Lenggang Foto: OtnasusidE
Lenggang Foto: OtnasusidE
Pempek Panggang. Lenggang itu yang Dipanggang dengan Telur di Daun Pisang I Foto: OtnasusidE
Pempek Panggang. Lenggang itu yang Dipanggang dengan Telur di Daun Pisang I Foto: OtnasusidE
Sayang lidahnya nggak bisa ngomong. Kalau lidahnya bisa ngomong jozzz.

Secara keseluruhan rasa pempek di Pempek Mustika jozzz. Apalagi lokasinya yang berada di dekat Sungai Musi membuat atmosphere sungai sangat terasa. Sungguh ini bisa menjadi tempat alternatif mengolah lidah dan rasa.

Harganya pun relatif murah. Harga berada di kisaran Rp 4.000 hingga Rp 20.000. Kenyang dah. Dijamin.

Ditawari minum es campur kutolak. Ditawari es teh manis kutolak. Ditawari es jeruk juga kutolak. Kaki kupu-kupu agak cemas melihat tubuhku berkeringat mulai dari kepala atas sampai ke betis. Melihat pipinya mulai memerah, aku memilih air putih saja.

Sampai di angkutan  online,  akhirnya kusampaikan, ini kita jarang makan pempek di Pempek Mustika. Jadi aku ingin menikmati rasanya. Aku tak mau lidah rasa Pempek Mustikaku rusak oleh es campur, es teh manis ataupun es jeruk.

Dan cubitan diperutku yang  one  pack membuatku menggelinjang. Sopir angkutan  online  pun tersenyum melihat dua sejoli tua ini tertawa.

Salam Kompal

Dok Kompal
Dok Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun