Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Bermain Politik kok Takut Politisasi

6 November 2018   10:18 Diperbarui: 6 November 2018   10:28 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Prabowo bermain dengan kata tampang Boyolali sepertinya ini menyulut emosi paling dalam kesadaran diri. Identitas Boyolali pun menguat. Identitas Boyolali dan keturunannya pun seperti gunung es yang siap menggelinding menjadi bola salju yang semakin membesar.

Eh, dalahdalah, ternyata tak hanya identitas Boyolali yang menguat tetapi identitas-identitas lainnya. Inilah identitas kesadaran. Inilah identitas tampang Indonesia yang ternyata masih memiliki rasa persamaan nasib ketika dibuat candaan.

Kamu jangan  gitu  dong.  Awak tu  jangan  mak itu.  Ngono yo ngono nanging ojo ngono. Begitulah pesan yang tersurat dan tersirat.

Sandiaga Uno melihat hal ini. Lalu dia pun meminta agar tampang Boyolali jangan dipolitisasi.

"Jangan dibesar-besarkan. Kita fokus mempersatukan," kata Sandiaga Uno saat berkunjung di Makassar, Sulsel, Minggu (4/11/2019).

"Jangan dipolitisasi. Pernyataan Pak Prabowo adalah pernyataan sebagai bapak bangsa yang ingin mengangkat isu agar kita semua bergandengan tangan untuk memastikan bahwa kesenjangan ini bisa kita persempit," sambungnya seperti dikutip di sini dan di sini.

Kalau sudah begini aku menjadi terdiam sejenak. Aku mikir. Ini bagaimana? Terjun ke politik mempolitisasi uang seratus ribu. Mempolitisasi tempe. Mempolitisasi tampang Boyolali. Mempolitisasi ekonomi.  Kok,  sekarang malah ngomong jangan dibesar-besarkan dan jangan dipolitisasi.

Semestinya sudah ada plot dari tim kampanye di suatu daerah mau apa dan ngomong apa. Pastilah itu. Kalau tidak ada plot? Bingung aku.

Kalau standar dusun seorang yang ikut Pilkada yang datang ke dusun itu sudah disiapkan mau apa dan sudah ada tim pendahuluan. Itu standar di dusun. Bahkan untuk cuci tangan dan lap tangan serta bot untuk blusukan ke lumpur sawah saja sudah disiapkan oleh tim pendahulu. Demikian pula mau ngomong apa dan yang mau minta apa.  Dah  diplot. Kalau ada improvisasi tidak keluar  banget  dari plot. Improvisasi itu perlu tetapi tidak  kebangetan.

Politik itu seni. Terjun ke politik itu untuk meraih kekuasaan. Mau politisasi tetapi tidak mau dipolitisasi  kan  aneh.

Ini pelajaran yang sangat berharga bagi Prabowo dan Sandi serta tim kampanyenya. Ini juga pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Jangan pernah bermain politik identitas. Bisa jadi satu waktu sukses tetapi bisa jadi satu waktu malah menenggelamkan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun