Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Bermain Politik kok Takut Politisasi

6 November 2018   10:18 Diperbarui: 6 November 2018   10:28 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makananku. Tinggal Kangkung dan Petai Saja yang Belum Rame di Tahun Politik Ini I Foto: OtnasusidE

Itulah pergerakan ekonomi rakyat. Ketika mungkin para politikus tidur. Maka para pedagang penggerak ekonomi rakyat itu menembus kabut pagi ke Kota Agung, ke Merapi, ke Kikim dan juga bahkan ke Muara Payang di perbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang. Puluhan kilometer itu jauhnya kalau Muara Payang lebih dari 100 kilometer.

Jadi kalau para pedagang itu sering dihantam dengan berita harga mahal dan lain sebagainya dipastikan yang terdampak tidak hanya pedagang tetapi juga pembeli. Betul ada kenaikan harga tetapi kenaikan itu masih dalam tahap kewajaran karena memang pasokan berkurang.

Kalau begini aku harus bagaimana? Aku  kudu  piye? Aku  mesti  cak  mano?

Syukurlah sekarang harga-harga sudah stabil. Semua jadi adem.

Lalu apakah nggak boleh harga telur naik, harga ayam naik, harga daging naik, harga cabe naik diberitakan? Tentu boleh. Apabila memang pasokannya sedikit dibandingkan permintaan. Itu sudah keharusan agar ada solusi dari para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan untuk mengatasinya.

Cuma jangan berlebihan dong. Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno nomor urut 2 mengungkapkan kalau uang seratus ribu hanya dapat bawang dan cabe. Lalu beberapa waktu kemudian ketika rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat mengungkapkan tempe menjadi setipis ATM. 

Jangan dan tidak segitunya kali. Apalagi kalau duit itu dikhususkan untuk hidup sehari-hari. Alias uang dapur sehari-hari. Pasti dapat banyaklah. Demikian pula untuk tempe, kali tidak setipis ATM walau rupiah sempat anjlok alias melemah.

Kalau ngomong seratus ribu cuma dapat cabe dan bawang saja itu jelas politik. Dengan pernyataan itu sebenarnya si politikus dalam hal ini Sandiaga Uno berusaha untuk mempengaruhi, meyakinkan masyarakat kalau hidup susah.

Di dunia realitas yang senyatanya uang seratus ribu tidak hanya dapat cabe dan bawang tetapi juga sudah dapat ayam dan pisang dan perbumbuan lainnya. Bagi perempuan yang  pintar  uang seratus ribu itu bisa untuk tiga sampai empat hari untuk makan ibu bapak dan dua anak. Uang seratus ribu masih sangat berharga di dapur.

Apakah ini bukan mempolitisasi uang seratus ribu? Apakah ini tidak mempolitisasi cabe dan bawang? Apakah ini tidak mempolitisasi tempe?

Sebenarnya untuk melihat satu bahan pokok mempengaruhi secara signifikan atau tidak pada kehidupan bisa dilihat pada pelaku utama perekonomian. Lihatlah harga bakso telur ketika harga telur naik! Lihatlah penjual sarapan pagi yang menjual kue berbahan baku telur! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun