Istriku berias sederhana untuk ke kantor nyatanya di dekat Tenabang. Dia hanya seminggu sekali ke kantor. Kantor utamanya di dunia maya.
Hari ini ganjil, jadi dia bawa mobil kesayangannya yang tanpa  power  steering . Dia sengaja beli mobil tanpa  power steering karena menurutnya sudah terbiasa ketika membawa mobil putih waktu pertama kali dinas di Pantai Timur Sumatra Selatan.
"Pak tolong kasih aku hadiah kaos kaki M&S Â ya. Daripada aku minta hadiah sepatu C," katanya genit sambil senyum penuh kemenangan.
Dia tahu aku lagi sakit hati. Jadi dia akan permainkan aku sampai aku melolong.
Daripada aku kalah telak. Lebih baik aku turuti permintaannya dan aku belikan kaos kaki M&S di belanja daring. Barang itu sampai sore. Harganya lumayan, Rp 200 ribu. Dan istriku senyum sambil mengucapkan terimakasih, mengecup keningku.
Keesokan harinya usai membantu menyiapkan bekal tiga mata untuk ke sekolah aku pun mandi dan berkemas untuk menemaninya ke kawasan Diponegoro, ke kantor tak tetapnya. Istriku sudah mandi terlebih dulu dan berias sederhana.
Aku pagi ini kena mortir. Pasalnya ada sepatu merek C di teras dan kaos kaki M&S yang kubelikan kemarin sore.
Melihat perubahan di mukaku, istriku tertawa. "Jangan khawatir. Tas hadiah dicicil enam kali. Yang ini bayar pake kartu kredit," katanya sambil menunjuk sepatu merek C.
"Nah ini, hadiah dari suami tercinta," kata istri tersenyum sehingga lesung pipitnya melenting sambil menunjukkan kaos kaki.
"Emak ni, menang banyak," kataku.
"Sudahlah kapan lagi aku menghadiahi diriku sendiri. Walau begitu terimakasih  loh sudah memberikan kado kaos kaki," kata istriku sambil menyetir mobil dengan tak pernah melepas senyum sepanjang jalan.