Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Dua Perempuan, Dua Jalan, dan Satu Arah

18 Agustus 2018   14:07 Diperbarui: 18 Agustus 2018   18:53 1894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka membuat relasi yang unik seakan-akan mereka adalah perempuan dan lelaki yang tidak memiliki suami ataupun istri. Tidak ada aturan ataupun keterpaksaan. Semua dijalani seperti biasa. Silahkan menelpon ataupun berkirim SMS, WA kapan saja.

Bila ingin bertemu tinggal bertemu. Bila ingin makan tinggal makan. Bila ingin ngobrol tinggal ngobrol.

Satu waktu si istri yang berselingkuh ini mengungkapkan kalau dirinya tidak akan menceritakan keburukan suami karena dirinya dulu memilih suami karena memang adalah pilihannya. Waktu tidak bisa dibalik apalagi dihapus.

Cinta dulu menjadi alasan. Walau ternyata sebelum menikah si suami masih tetap berhubungan dengan teman perempuannya tetapi ternyata hubungan itu tak putus.

Bahkan dulu sang suami pernah salah kamar mengirimkan pesan WA selingkuhan barunya ke WA istri. Sang istri tetap kalem saja. Mesem sebentar untuk mengingatkan suami kalau ngirim pesan hati-hati, jangan salah kamar lagi.

Istri yang berselingkuh itu tetap mengurusi keperluan suaminya. Bahkan, kalau suaminya sakit, tetap diurusi dan dibawa berobat ke dokter spesialis hingga sembuh.

Satu waktu, si istri yang berselingkuh ini mengungkapkan kalau rahasia suaminya itu yang mengetahui hanya dirinya dan juga orang yang menguping pembicaraan ini. Selain itu tidak ada yang tahu mengenai rahasia suaminya.

Suami tetaplah suami. Walau sudah pernah diajak untuk bercerai tetapi tidak mau sehingga akhirnya berjalan sendiri-sendiri. Bila ada yang sakit atau kesusahan tetap ditolong.

Biarlah berjalan apa adanya. Satu waktu juga akan berpisah pada kematian. Tidak ada yang tahu.

Pada satu perjalanan, sejarawan mengungkapkan ibu kedua ini tegar. Dia sudah berusaha untuk mengajak sang suami ke kebaikan tetapi justru tak berjalan. Sang istri tidak mau mengumbar keburukan suami karena sang istri tahu untuk apa diumbar karena jalan hidup yang menentukan adalah dirinya. Semua perjalanan dan perbuatan ditanggung sendiri.

/Jalan Neraka/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun