Jadi ingat ketika aku harus berlari sendirian di lapangan voli sekolah sebanyak tiga putaran karena lupa membawa kaos olahraga.
Masih adakah orangtua yang akan memukul guru kalau guru anak kita tersebut berusaha mendisiplinkan anak kita atau muridnya? Masih adakah murid yang sok jago melawan gurunya? Â Ahh. Â Semoga tulisan sederhana ini mampu membuka lembaran sejarah orangtua murid ketika sekolah dulu. Sekolah itu penuh kenangan jangan malah dibuat yang tak menyenangkan. Setiap sekolah itu punya cerita.
Kalau sudah begitu aku akan tersenyum mengingat waktu SD, Bu R berdiri di depan kelas dengan mistar kayu sepanjang satu meter yang kini mungkin sudah sulit dicari. Aku pun akan tertawa  ngakak sewaktu SMA kelas satu, kami yang lelaki harus berlari dari lantai bawah ke lantai tiga karena guru akan datang ke kelas kami. Kami waktu itu menang main bola kaki lawan kelas lain mulai dari kelas satu, dua dan tiga. Mainnya ada  isi dan uang itu lalu kami tempel di seluruh jendela dan pintu kelas. Uang itu harus kami selamatkan karena seluruh kelas berjuang menang main bola kaki.
Salam Kompasiana
Salam Kompal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H