Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Al Severe

13 Februari 2018   06:31 Diperbarui: 13 Februari 2018   07:50 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sudah puaskah kau menikmati gerai rambutku? Sudah puaskah kau menikmati siluet tubuhku?".

Aku tak bisa berbicara. Mulutku terkunci.

"Loh kok diam saja? Kamu dari Palembang ke sini kan ingin menemuiku atau ..." kata Mesh sambil mendekat.

"Iiihh... kok tahu kalau aku...". Belum selesai kalimatku, dia memotong bicara.

"Aku tahu karena bau keringat khasmu setelah ombak menerjang dan angin berbalik. Hidungku masih bagus," kata Mesh sambil tertawa renyah.

"Mengapa kau tak membalas telegramku".

"Aku sengaja".

"Mengapa?".

"Biar kau merasakan. Apakah kau benar-benar kehilanganku? Kalau kau kehilanganku maka kau akan berusaha menemuiku atau paling tidak kau akan menghubungiku. Dua telegrammu sudah kuterima. Aku menyimpannya".

"Akh... kau mengujiku...".

"Perhatikanlah ombak yang bergulung-gulung. Mereka saling berkejaran. Ada yang terpecah. Ada yang berhasil sampai ke bibir pantai. Itulah cinta. Dia akan dikejar hingga ujung pantai ini. Terima kasih kau sudah mengejar ombak cintaku sampai ke Pantai Padi," kata Mesh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun