Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Buat Tuhan Cemburu

14 Januari 2018   13:17 Diperbarui: 14 Januari 2018   13:19 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istriku pun membalas dengan lembut. "Aku tak akan membuat Tuhan cemburu".

Minggu pagi aku bersama anak-anak mengantarkan istri tercinta ke titik pertemuan di sebuah taman. Istriku pun terlihat ceria dengan teman-temannya. Istriku pun mengenalkan pada beberapa temannya termasuk kepada mantan pacarnya.

Reuni mereka dilakukan di kota hujan. Sekitar tiga jam perjalanan.

"Aku akan pulang sebelum pukul 6 sore".

"Nikmatilah waktumu," kataku.

Aku bersama Sang Kakak, Kevin dan Kayla pulang ke rumah. Kami menunggu bubur ayam yang dijual dengan menggunakan motor. Usai makan bubur, aku menantang Kevin untuk masak nasi goreng buat makan siang.

Aku membayangkan kalau dia akan kesulitan untuk mengulek bumbu tetapi aku ternyata salah total. Bagaikan seorang  chef  Kevin mengiris halus bawang merah dan bawang putih serta cabe rawit. Dua mata kompor dihidupkan. Dua kuali diletakkan dan api diatur.

Ayam bumbu yang sudah direbus di kulkas dia suwir-suwir. Selada air dia bersihkan. Telur diorak arik. Wortel dan ketimun di potong dengan parutan khusus. Terakhir dia minta Kayla untuk beli bumbu nasi goreng di warung serba ada di belakang rumah dan meminta Kakak untuk menyusun piring di meja makan.

"Curang," protesku.

Kakak dan Kevin pun tertawa ngakak.

"Maaf Ayah. Kalau dulu Ayah ribet dengan  ngulek.  Sekarang sudah zaman now. Kalau lelaki nggak bisa masak  ya  bukan lelaki zaman now," kata Kevin tertawa ngakak diikuti dengan Sang Kakak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun