"Satu hal yang pasti. Cinta kita ini mahal sayangku. Apalagi bagiku untuk mendapat kesunyian," kata istriku sambil kembali mensunyikan ipad dan dua telepon pintarnya.
Akupun menghitung ongkos pulang dari Puncak Punggung Bukit Barisan Sumatra dan tiket pesawat PP istriku. Ongkos taxi, perahu ketek, sarapan di River Side dan penginapan dekat kantor.
"Sudahlah sayang. Nggak usah dipikirkan. Aku menyukai prosesnya kok. Itu  priceless,"  kata istriku yang kembali merangsek.
Jari telunjukku menekan kedua bibirnya. "Sayang kita ganti  ya,  bukan untuk mendapat kesunyian karena kamu kalau dapat nggak sunyi, malah serak. Jadi diganti untuk mendapat suara serak 15 detik," kataku balas merangsek.
"Betul sayang. Beri aku suara maksimal 15 detik," balasnya sambil tertawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H