...
Terpesona aku melihat wajahnya
Tatkala aku duduk di dekatnya
Sebiduk seiring aku menyeberang
Berperahu ke seberang sungai Musi
Ombak pun datang
Perahu ku pun oleng
Tersentuhlah ia olehku *****)
"Terimakasih ya sudah memasukkan kegiatan kami ke tabloid kampus".
"Tidak ada fotomu," jelasku.
"Tidak apa-apa. Memang begitu seharusnya. Aku tidak mau terkenal. Aku hanya ordinary woman, hanya perempuan biasa, " Ujarnya sambil meladeniku makan dengan luwes menuangkan cuko ke pempek kapal selam.
"Tahukah kamu pempek ini berasal dari budaya cina peranakan, budaya baba dan nyonya di Palembang." Â
"Ternyata kau membaca buku antropologi juga ya, selain membaca buku kedokteran."
Prameshwari mengerlingkan  matanya lalu tersenyum.Â
Ah... jelitanya... serasa semut menjalari  jariku lalu mencubit-cubit hatiku.
 "Aku memakai kebaya dan songket ini untukmu. Kamu pasti tahu bahwa memakai songket adalah suatu bentuk penghormatan.  Nah...  ini bentuk penghormatanku padamu karena sudah menepati salah satu janjimu pada janji kelingking kita.".