Taekwondoin Lahat terus merangsek maju. Lawan terjatuh dengan tendangan melingkar. Bahkan terkadang diri sendiri pun terjatuh menerima tendangan keras. Upss. Tendangan ke arah kepala lawan beberapa kali membuat Taekwondoin Lahat itu berhasil mengumpulkan angka terbanyak.
Dollyo chagi dan  ap chagi,  yeop chagi yang sering dilakukan oleh taekwondoin Lahat membuat kakinya sering berbenturan dengan kaki lawan. Keduanya terlihat meringis kesakitan. Jalan keduanya pun agak terpincang untuk siap kembali bertarung. Bibir taekwondoin Lahat pun terlihat keluar darah.
Hujan deras mengguyur Gedung Serba Guna Hotel Win di Jalan Soekarno Hatta Palembang. Taekwondoin Lahat itupun dinyatakan menang oleh wasit karena berhasil mengumpulkan angka terbanyak dari lawannya.
Teman sang taekwondoin Lahat pun lalu menyambut teman yang sudah menang ini. Berjalan pincang. Mukanya meringis menahan sakit. Langsung terduduk dan teman lainnya pun mengurut-ngurut telapak kaki yang sakit. Teman lainnya mencari es.
Itulah proses taekwondoin Lahat menyabet emas di Popda XIV Provinsi Sumatra Selatan. Emas itu sakit dan berdarah.
Enam emas yang saat ini berhasil dikumpulkan oleh Tim Popda Kabupaten Lahat semuanya diraih dengan latihan, kerja keras dan juga semangat pantang menyerah. Atletik yang menyumbangkan tiga emas merupakan salah satu bukti dari hal itu. Demikian pula dengan  dengan karate yang menyumbang dua medali emas.
Perak dan perunggu pun untuk terus melaju melewati lawan-lawannya juga butuh perjuangan dan disiplin. Mereka berjuang dengan sakit dan darah.
Sakit dan darah tidak hanya dicabang perorang tetapi juga beregu. Bagaimana pemain sepakbola harus berlari kencang menghalau bola yang membahayakan gawangnya. Demikian pula dengan pemain basket yang harus melompat tinggi untuk memblok ataupun melakukan  lay up untuk mengumpulkan angka. Pemain voli yang harus melompat dan mengumpulkan tenaga di tangan untuk melakukan  smash keras ataupun memblok  smash lawan.
Ada kebanggaan ketika berhasil menyumbangkan emas untuk daerah. Rasa bangga itu melebihi segalanya. Bangga itulah yang mengobati sakit yang mendera dan darah yang keluar. Bangga kalau daerahnya memiliki prestasi olahraga. Â
Dan bila daerahnya tak memiliki rasa bangga pada atletnya. Tinggal menunggu waktu saja daerah bersangkutan akan terpuruk dan ditinggalkan oleh warganya yang berprestasi.
Lets  check  it  dot sakit dan darah.
Salam Olahraga
Salam KOPROL
Salam KOMPAL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H