Nah loh, jadinya masih mengambang dong. Yup, jadi ragu deh. Tarik menarik di internal Partai Golkar dipastikan akan keras. Jika Partai Golkar resmi mendukung Ahok, maka gabungan partai politik yang mendukung Ahok ada 24 kursi terdiri Hanura dengan 10 kursi, Nasdem 5 kursi dan Golkar 9 kursi. Hal ini membuat syarat minimal Parpol untuk mencalonkan Cagub ke KPU terlewati. Cagub DKI minimal didukung oleh 22 kursi DPRD DKI.
Hanura dan Nasdem sudah terlebih dulu mendukung Ahok, baik Ahok akan maju melalui jalur independen ataupun melalui jalur politik. Sebaliknya dukungan Golkar belum jelas dan seterang Hanura dan Nasdem.
Janur Kuning
Ibarat orang pacaran yang sebentar lagi akan ke pelaminan, biasanya akan dimulai dengan lambang ikatan. Dalam adat istiadat itu dinamakan dengan tukar cincin. Hik. Kalau sudah tunangan cincin dipasangkan di jari manis tangan kiri sedangkan kalau sudah menikah maka cincin dipasangkan di jari manis tangan kanan.
Dalam konteks ini, Partai Golkar baru menggoda Ahok dengan menyatakan cintanya. Ahok sendiri masih belum menerima pernyataan cinta tersebut karena masih belum jelas. Sebagian lelaki yang kesengsem, selagi janur kuning belum berdiri di tenda pelaminan, goda menggoda masih boleh, katanya. Ini bukan dalam konteks LGBT loh ya.
Akankah Ahok tergoda? Aku sendiri tak berani menjawabnya karena aku bukan Ahok. Ha ha ha. Kalau Ahok sampai tergoda apa kata dunia. Jadi benarlah diktum politik itu abu-abu, alias hanya mencari kekuasaan. Tinggal Ahok saja barangkali yang akan susah menjelaskannya pada Teman Ahok dan juga masyarakat pendukungnya –pemberi salinan KTP dan calon pendukungnya yang bersimpati.
Jadi bagaimana dengan judul di atas? Kalau ada lagu Alamat Palsu maka ini ada Undangan Palsu atau dibaca tulisan palsu. Kepada pembaca Kompasiana, saya haturkan mohon maaf beribu maaf atas tulisan ini.
Salam Kompasiana
Salam Politik Sehat
Catatan: Ahok sendiri belum bertemu dengan Teman Ahok membicarakan mahar yang sudah berhasil dipenuhi. Demikian pula Partai Golkar DKI Jakarta walaupun resmi nantinya –kalau jadi—masih menunggu keputusan DPP dan Dewan Pembina. Tulisan ini hanya untuk menyambut tanggal 19 Juni yang secara tak sengaja atau sengaja ada dua peristiwa penting menyangkut Ahok.