Penjual dari pagi sudah memenuhi depan, samping kiri dan kanan balairung tempat wisuda Unsri ke-122.
Di mana ada gula di situ ada semut. Di mana ada keramaian di situ ada pedagang asongan. Roda ekonomi berputar di setiap ada keramaian. Semua berebut rezeki untuk menghidupi keluarga atau paling tidak minimal untuk kebutuhan diri sendiri terlebih dulu.
Para pencari rezeki ini pun memutar otak, agar, tangan-tangan tak terlihat memberikan rezekinya di setiap usaha yang mereka lakukan. Bait doa dan usaha serta keikhlasan terpancar dalam gerak pencarian rezeki ini.
Dalam konteks ini dalam teori-teori ekonomi dalam berbagai penelitian mungkin telah diungkapkan oleh para saintis sosial. Orang-orang kecil inilah yang memiliki daya tahan, daya banting yang luar biasa untuk bertahan hidup.
Gelaran Wisuda Universitas Sriwijaya (Unsri) ke 122 misalnya, dimulai sejak matahari menyingsing puluhan pedagang kecil yang secara teori termasuk orang kecil, pencari rezeki bergerak, sudah memadati kawasan sekitar balairung wisuda yang akan berlangsung. Berjajar rapi. Seorang petugas keamanan dengan mic portable, berkeliling mengingatkan kepada para pedagang untuk selalu rapi dan jangan menutupi jalan.
Ada yang jual umang-umang warna-warni. Jual bunga segar dan kertas. Jual kapal kelotok. Tentu saja jual makanan dan minuman yang paling banyak. Tukang photo jangan ditanya. Mereka yang berseliweran menawarkan jasa untuk photo, bahkan buka tenda sederhana dengan latar belakang buku-buku. Ya, walaupun serangan gadget sudah masuk ke berbagai ranah termasuk ranah pribadi untuk eksis tetapi photo cetak seakan-akan terus melawan untuk terus hidup.
Foto-foto berikut paling tidak menunjukkan daya lentur dan saing mereka serta bait doa dan usaha untuk merengkuh rezeki di gelaran wisuda Unsri ke-122.
Eh, kalau diamati, ternyata ada juga beberapa mahasiswa yang berjualan bunga dan bingkai photo serta pernak pernik wisuda. Boneka dengan topi wisuda, piring dengan photo. Mereka terlihat khas, karena bila ada temannya sesama mahasiswa langsung berhai hai ria.
Penjual jeruk dan penjual duku terlihat tiga kali pindah. Pagi di depan pintu utama masuk, agak siang di pintu masuk sebelah kiri dan menjelang siang ke sebelah kanan. Perpindahan ini untuk menarik mencari rezeki.
Deretan papan bunga ucapan selamat wisuda berjajar di pintu masuk balairung hingga ke depan kantor Rektorat Unsri Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Papan bunga ini berasal dari perusahaan, lembaga ataupun perorangan yang mengucapkan selamat wisuda kepada wisuda secara umum dan ada juga kepada perorangan wisudawan-wisudawati.
Akhir kata, sebagian wisudawan-wisudawati beserta keluarganya yang ikut hadir gembira dengan bunga, dengan makanan, dengan photo serta dengan pernak-pernik yang dijual oleh pedagang yang suuuuueeeeepppperrrr kreatif ini. Rombongan wisudawan-wisudawati ini pasti dua atau tiga orang. Inilah ceruk pasar. Hmmm memanfaatkan momentum wisuda menanggung rezeki.
Dak percaya, cek nih photonya.
Sudah ah itu saja. Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatera Lahat Sumatera Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H