Mohon tunggu...
Ananto W
Ananto W Mohon Tunggu... Administrasi - saya orang tua biasa yang pingin tahu, pingin bahagia (hihiHI)

pernah bekerja di sektor keuangan, ingin tahu banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jubah Baru Sang Kaisar, Sindiran HC Andersen Buat Pemimpin

23 Juli 2018   09:00 Diperbarui: 23 Juli 2018   09:11 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami senang mendengarnya," kedua penipu itu mengatakan. Mereka melanjutkan mengatakan nama warna warni serta menjelaskan pola kain yang rumit. Menteri tua itu memperhatikan sekali agar ia dapat menceritakan semuanya kepada kaisar. Demikian ia melakukannya.

Para penipu segera minta uang lagi, sutera dan benang emas supaya bisa mulai menenun. Semuanya itu masuk kantong mereka. Tidak ada benang masuk ke pemintal meskupun mereka kelihatan bekerja keras seperti sebelumnya.

Saat itu Kaisar mengirimkan pejabat lain yang dipercaya untuk melihat pekerjaan itu serta kapan selesainya. Hal yang sama terjadi seperti yang terjadi dengan Menteri sebelumnya. Ia melihat, melihat lagi namun tidak ada apapun dalam alat pemintal yang bisa dia amati.

"Bukankah itu kain yang bagus?" para penipu menanyainya sambil menayangkan dan menerangkan pola yang tidak kelihatan itu.

"Saya tahu saya tidak bodoh,"batin pejabat itu, "Mungkin saya tidak pantas di jabatan saya yang bagus itu. Aneh. Tapi saya tidak boleh membiarkan orang lain tahu.." Maka ia memuji kain yang tidak bisa ia lihat itu. Ia mengatakan gembira dengan warna warni yang indah dan pola yang rumit. Kepada Kaisar ia mengatakan,"Hamba terpesona. "

Kemudian kaisar sendiri hadir.

"Apa itu ?" kaisar membatin  "saya tidak melihat apa-apa. Mengherankan! Apakah saya seorang bodoh? Apakah saya tidak pantas menjadi kaisar?"

Pada hari yang ditentukan, Kaisar melepas busananya kemudian para penipu berpura-pura memakaikan pakaian baru. Satu lapis kain dan berikutnya. Mereka memegang sekitar pinggang seolah mengikatkan sesuatu kain.

"Bagaimana busana baru Yang Mulia. Pantas bukan !" Ia mendengar dari segala sudut, "Coraknya sangat sempurna !Warna-warni sangat cocok! Busana yang luar biasa."

Berjalanlah Kaisar dalam pawai di bawah payung kebesaran yang indah. Semua orang di jalan dan di jendela-jendela berkata, "Sangat indah jubah baru Kaisar. Pas benar, betapa panjangnya!" Tidak seorang pun mengakui ia tidak melihat apa-apa karena dengan begitu ia dicap sebagai tidak becus atau ia orang yang tolol. Maka tidak pernah ada busana Kaisar yang begitu berhasil seperti sekarang ini.

Tetapi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun