Paulo Coelho pernah berujar, “Saya tak yakin, sekalipun penghuni satu jagat raya ini berbicara dengan bahasa yang sama, maka komunikasi akan baik-baik saja.”
Sekarang saya paham maksud dari Eyang Coelho ini. Dan Vicky Prasetya-lah yang telah membantu saya memahaminya.
“Vicky siapa, sih? Kenapa orang-orang ini latah ngomongin dia di timeline?” jidat saya berkerut penuh keriput. Jemari segera mencarinya di Syekh Google.
“Vicky Prasetya mantan tunangan Zaskia Gotik,” kata salah satu headline online.
Entahlah, siapa Zaskia Gotik. Tapi pria yang disebut-sebut sebagai mantan tunangannya itu telah berhasil merebut hati saya. Bukan, saya bukan kepincut, melainkan hati saya kecut. Ini terjadi setelah teman saya mengirim link video wawancara Vicky yang dilakukan oleh wartawan infotainment saat acara pertunangannya.
Sebelumnya saya gak begitu “ngeh” saat salah satu teman maya –Mas Bagus, menulis komentar dengan bahasa janggal di status saya. Saya kira itu hanya kelakarnya, rupanya komentar yang dia sematkan hasil copy-paste ungkapan Vicky yang jadi trending topic itu.
“Tepok jidat Osya!” komentar Mas Bagus, “Makanya yang gaul dong! Hahahaha,” tambahnya lagi di obrolan. Ya, harap dimaklumi, saya gak punya tivi :D
Begini kalimat-kalimat ajaib yang dilontarkan Vicky dalam wawancara itu:
“Di usiaku saat ini ya, twenty nine my age ya, tapi aku masih tetap merindukan apresiasi karena basicly aku senang music, walaupun kontroversi hati aku lebih menunjukkan kepada konspirasi kemakmuran. Kita belajar harmonisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita tidak boleh terlalu ego terhadap suatu kepentingan yang mengkudeta apa yang menjadi keinginan ya. Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga Kia, tapi menjadi confident. Tapi kita harus menyiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita lebih baik.”
Saya ternganga dengan mulut terbuka, hidung berdarah, dan mata merah :O
Twenty nine my age