Dengan demikian, jelaslah bahwa kaum religius perlu membangkitkan kembali semangat hidup berdoa. Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, berdoa tidak hanya berlaku pada saat berada dalam kapel, melainkan juga dalam setiap tindakan, pikiran, dan perkataan.Â
Tujuannya bukan untuk diapreisiasi atau juga hanya karena sebagi religius, melainkan semata-mata katena ingin dekat dengan Tuhan Sang Sumber kehidupan dan sekaligus Sang tujuan dari kehidupan itu sendiri.
Pada akhirnya berdoa menjadi kebutuhan pokok, kewajiban dan tanggung jawab setiap orang beriman yang dilakukan dengan iman dan tanpa paksaan dari orang lain. Berdoa yang dilkukan dalam dan melaui Yesus Kristus, digerakkan oleh Roh Kudus, dan menuju kepada Allah Bapa.Â
Dengan demikian, doa menjadi sarana menghantar orang beriman pada kedamaian dan keakraban yang mendalam dengan Tuhan sebagai sumber dan tujuan hidup manusia.
Referensi:
 LAI (2018). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
 Konferensi Waligereja Indonesia (2002). Kopendium Katekismus Gereja Katolik. Yogyakarta: Kanisius
Ensiklopedia Perjanjian Baru
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Marziali, C (1989). Santo Paulus dari Salib Pendiri Kongregasi Pasinis. Yogyakarta: Kanisius
Hardjana, A.M (1993) penghayatan Agama: yang Otentik dan Tida Otentik.Yogyakarta: Kanisius