Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan Seksual pada Perempuan

18 Mei 2021   21:40 Diperbarui: 18 Mei 2021   21:54 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

3.2. Eksegese dan Analisis Teks Roma 6:12-13

 

  • Kutipan Teks Roma 6:12-13

 

Ayat 12: "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya". Ayat 13: "Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah dirimu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran".

 

Pada ayat 12 dalam teks Roma itu dikatakan: "Sebab itu dosa jangan berkuasa lagi dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginanya". Apa artinya ini? Maksud Paulus menulis ayat 12 ini adalah Paulus menasihati jemaat di Roma supaya kekuatan yang mengasingkan atau dosa jangan menguasai hidup mereka. Pada ayat 13 dikatakan: "Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah dirimu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran". Apakah arti ungkapan-ungkapan semacam ini? Kebebasan seperti apakah yang merupakan kebebasan untuk menjadi hamba? Ini dalah kebebasan yang tidak dimengerti oleh orang zaman sekarang. Mereka memahami kebebasan dalam arti kebebasan dari halangan lahiriah atau hambatan untuk memilih dan mengejar tujuan yang ditentukan secara individualitas. Namun bagi Paulus, hidup manusia tidak mungkin tidak bergantung sama sekali dalam arti hidup tanpa orang lain. Dalam ayat-ayat ini dengan jelas Paulus menegaskan bahwa kebebasan dari kekuatan dosa, yang dihasilkan oleh kematian dan kebangkitan Yesus bukan berarti manusia hidup independen secara total dan penuh, melainkan bergantung pada Allah[2]. Dalam Roma 6:12-13 ini, Paulus mengembangkan point-point yang telah ia buat dalam Roma 5:12-21 dengan sebuah keberatan oleh lawan bicara bayangannya dalam 6:1-2. Dalam seluruh 6:2-14, Paulus akan menjawab pertanyaan absurd dari 6:1 "Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah anugerah itu?" Pembaca yang teliti akan menyadari penggunaan kata "kita" oleh Paulus dalam 6:1-9 dan penggunaan kata "kamu" jamak dalam 6:11-14. Dalam surat ini apa yang dialami oleh jemaat bukan Yahudi dalam baptisan 6:2-5 juga dialami oleh Paulus[3]. Jadi Paulus terlibat dalam pathos atau menasihati para pendengarnya berdasarkan pengalaman bersama. Akhirnya dari uraiannya, mengenai baptisan 6:2-5, Paulus akan menarik beberapa prinsip umum 6:6-10 dan kemudian menerapkannya pada 6:11-14. Prinsip-prinsip itu antaralain; penggunaan kata "sebab" oleh Paulus dalam 6:5,7 Misalnya 6:7 menyatakan bahwa orang yang telah mati telah kehilangan sarana untuk untuk berdosa yaitu "tubuh dosa kita" (6:6). Kalimat dengan menggunakan "jika" dalam 6:5,8 merumuskan prinsip-prinsip ini. Kalimat dengan "kita tahu" dalam 6:6,9 mengingatkan kepada para pendengar akan prinsip-prinsip tersebut. Roma 6:12-13 mengaplikasikan prinsip-prinsip ini pada para pendengar Paulus yang bukan orang Yahudi, yang cukup sadar akan sifat-sifat buruk yang menguasai masyarakat mereka (Bdk Rm 1:18-32) "Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya" (6:12). Dalam Roma 8, Paulus akan menghabiskan banyak waktunya pada peran Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari jemaat yang menghidupi kebaruan kehidupan baptis.

 

Pada ayat 13 kita menjumpai ada frasa "senjata-senjata kebenaran". Frasa senjata kebenaran ini hampir mirip dengan frasa "senjata rohani" yang digunakan Paulus dalam 2 Kor 10:1-18. Paulus menggunakan frasa "senjata" hampir dua kali yakni pertama, dalam surat Roma 6:13 dan menyebutnya secara berulang-ulang, dan yang kedua dala Suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus (2 Kor 10:1-11) Secara harafiah, frasa senjata artinya alat untuk berperang atau bertempur melawan musuh. Frasa senjata yang digunakan Paulus ini berarti senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang bisa begitu efektif melawan argument lawan yang licik tetapi kosong[4].

 

3.3. Relevansi Teks Roma 6:12-13 dan Kekerasan Seksual pada Perempuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun