Oleh: Osti Lamanepa, Mahasiswa filsafat dan Teologi STFT Widya Sasana Malang
Pengantar
Salah satu dari sekian banyak Orang Kudus yang saya kagumi adalah St. Louis Marie Girgnion De Montfort. Saya sendiri seorang anggota Serikat Maria Montfortan dan ingin mendalami lebih dalam riwayat hidup St. Montfort, mengetahui ajarannya, serta misinya dalam pelayanan Gereja.Â
Saya mencintai St. Montfort dan kongregasi ini karena semangat persaudaraannya, spiritualitasnya, dan semangat misionernya. Saya harus menghidupi spiritualitas Montfortan dengan melakukan pembaharuan janji baptis lewat pembaktian diri saya kepada Yesus melalui tangan Bunda Maria.Â
Dalam hal ini Montfort adalah teladan cemerlang dalam membaktikan diri kepada Yesus melalui tangan Bunda Maria. Seluruh hidup St Montfort dibaktikan hanya untuk Allah. Dia adalah model bagi kita pengikutnya di Serikat Maria Montfortan agar lebih gencar mengobarkan api rohani di tengah dunia. Untuk itu kita juga perlu mengetahui riwayat hidupnya, ajarannya, dan spiritualitasnya dan terutama mengenal kristologinya Montfort.
Riwayat Hidup St. Montfort
Louis Marie Grignion De Montfort di lahirkan pada tanggal 31 Januari1673 di kota Montfort-ser-Meu. Ayahnya bernama Jean-Baptiste Grignion sebagai notaris dan dewan kotapraja. Ibunya bernama Jeanne Robert (Hubert Hechtermans SMM, 2005: 7-9).
Sebelum berpindah di Iffendic Montfort diasuh oleh seorang ibu yang bernama Ibu Andre karena waktu itu keluarga Montfort mengalami krisis ekonomi. Dia menghabiskan masa kecilnya di Iffendic, yaitu Le Bois Marquer
Masa Sekolah
Pada umur 12 tahun, Gignion De Montfort pergi bersekolah di kota Rennes di sekolah yang bernama St Thomas Backet (Gabriel Marie, 1988: 13).
Montfort adalah seorang murid yang sangat pandai, sangat rajin, dan tekun belajar. Dia juga mempunyai jiwa sosial dan sikap belas kasih yang tinggi. Hal ini ia lakukan ketika pada suatu hari ia melihat seorang siswa miskin yang minder dan malu bergaul karena pakaian sekolahnya compang-camping. Ia mengusulkan kepada teman-temannya yang lain mengumpulkan derma. Hasil dari uang derma tersebut ia belikan pakaian baru untuk siswa tersebut.
Proses Menjadi Imam
Setelah tamat dari St. Thomas Backet, maka pada akhir musim panas 1692 Montfort menjalani studi teologi di Rennes di bawah bimbingan para imam Yesuit. Dia juga melanjutkan studinya di Paris dan tinggal di seminari Saint-Sulpice di bawah bimbingan Pastor Claude de la Barmondiere.Â
Dalam masa ini, Montfort juga mendapatkan pekerjaan tambahan untuk mencari uang derma bagi komunitas karena waktu itu mereka mengalami krisis yang hebat dengan menjaga jenasah. Bagi Montfort tugas menjaga jenasah adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Ia mengemis bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk teman-teman siswa, dan orang miskin yang melarat yang di jumpainya di jalan. Perjumpaan-perjumpaan dengan kematian itu bagi Montfort merupakan tema-tema renungan.Temannya Blain menceritakan bahwa ia berdoa sambil berlutut selama empat jam dengan tangan terkatup dan tubuhnya tak bergerak.
Kegiatan Misinya
Selama hidupnya Montfort melakukan banyak misi. Mulai dari misi Pontchateau, misi di Lucon, misi di La Garnache, misi di La Rochelle, misi di Kalangan prajurit, misi di pulau Yeu, misi di Sallertaine, misi di Courcon, misi di Saint Lo, misi di Saint-Christophe, misi di Rouen, misi di Rennes, misi di Mervent, misi di Vouvant, Fontenay-le-Comte, misi di Villiers-en-Plaine, misi di Saint-Laurent-Sur-Sevre. Grignion de Montfort melaksanakan misinya dengan baik dan mencapai kesuksesannya dalam berbagai tempat misi.
Dimana saja ia mewartakan cinta dan kebijaksanaan Tuhan, ia mampu membuat orang lain berbalik ke jalan Tuhan. Seruan-seruannya menggugah mereka yang lamban, mencela yang malas dan picik, dan memberi pengharapan kepada yang miskin. Dengan semangat cinta kasihnya, seorang pengembara Tuhan ini telah menjadi panutan banyak orang dan para misionaris.
Siapa Yesus Menurut Monfort: Yesus adalah penyelamat orang berdosa dan Mengampuni orang yang berdosa
Pada akhir Juli 1712 Grignion kembali ke La Rochelle seperti pada tahun sebelumnya. Dia merencanakan untuk tinggal lagi di pertapaan St. Eligius pada musim panas. Para warga La Rochelle merasa senang bahwa sang misionaris yang pernah sukses di kota itu, kini berada kembali ditengah-tengah mereka. Selang beberapa waktu saja Montfort menjadi buah bibir dan namanya bahkan terkenal di salon-salon terkemuka di kota itu. Orang-orang bertanya tentang rahasia kekuatan Montfort yang tak terlawankan yang mampu mempertobatkan orang-orang.
Benigne Page, Puteri seorang pegawai tinggi pajak mendengar semuanya itu dan tertawa. Ia menantang yang lain untuk bertaruh bahwa ia tidak akan terkesan oleh Grignion. Pada hari berikutnya Benigne Page memasuki kapel dengan gaun yang menarik perhatian dan sengaja mengambil tempat duduk tepat di depan mimbar. Ketika Grignion menaiki mimbar, mau tidak mau ia melihat gadis itu. Sesaat terjadi kesunyian yang menegangkan. Orang mengetahui bahwa Montfort sungguh bisa menjadi marah sekali kalau orang menyalahgunakan rumah Allah untuk mempertunjukkan suatu lelucon. Benigne Page telah memperhitungkan hal itu dan memancing kemarahan itu, ia memandang Montfort dengan sikap menantang. Tetapi Grignion diam, berbalik ketabernakel, berdoa selama beberapa saat lalu memulai kotbahnya.
Kristologi Montfort: Penyelamat Orang Berdosa
Pengalaman pertobatan Benigne Page, Saya refleksikan Kristologi Montfort sebagai penyelamat orang berdosa. Disini saya melihat Montfort menghadirkan wajah kerahiman Allah yang mengampuni orang berdosa. Wajah kerahiman Allah tersebut nyata lewat sikap Montfort yang dengan tulus mengampuni Benigne Page yang adalah orang berdosa. Allah tidak membiarkan manusia terus-menerus menderita dan jatuh dalam dosa. Namun seringkali manusia mempertanyakan kebaikan dan belas kasih Allah.Â
Ketika bertanya mengapa Allah membiarkan penderitaan, manusia tidak mesti sedang meragukan keberadaan Tuhan, tetapi malah memohon belas kasih Allah dan sesama. Permohonan (pertanyaan) kadang diekspresikan dengan berlinang air mata. Seandainya manusia tidak menaruh harapan pada Allah, pertanyaan seperti itu tidak bakal muncul. Ketika orang tidak percaya lagi kepada Allah, tidak akan ada lagi pertanyaan tentang belaskasih Allah (Gregorius Pasi, 2019: 2).
. Mengapa Allah membiarkan terjadinya banyak penderitaan? Pertanyaan seperti ini merupakan suatu bentuk pengaduan kepada Allah, suatu tindakan naik banding kepada Allah. Bagi manusia yang bertanya tentang Allah yang maharahim
Kristologi Montfort Penyelamat Orang Berdosa Dalam Kitab Suci
Dalam Kitab Suci, khususnya Kitab Suci Perjanjian Baru dalam hal ini khususnya Injil, banyak sekali memuat kisah-kisah dimana belas kasih Allah menyelamatkan orang-orang berdosa. Allah terlibat langsung mengampuni orang-orang berdosa yang dilakukan oleh Yesus. Yesus dalam seluruh hidupnya sangat menaruh perhatian pada orang-orang berdosa. Yesus tidak menghakimi orang-orang berdosa, melainkan mengampuni mereka. Hal ini dapat kita temukan dalam keempat kitab-kitab injil.
Kisah-kisah Yesus menyelamatkan dan mengampuni orang-orang berdosa dalam injil antaralain; Orang lumpuh disembuhkan (Mat 9:1-9), Matius pemungut cukai mengikuti Yesus (Mat 9:9-13), Yesus diurapi oleh perempuan berdosa (Luk 7:36-50), Zakheus (Luk 19:1-10), Perempuan yang berzinah (Yoh 8:1-11) dan Orang buta sejak lahirnya (Yoh 9:1-41). Semua kisah-kisah Yesus sebagai pengampun dan penyelamat orang berdosa ini mau menunjukkan bahwa Yesus adalah Pribadi Ilahi yang mempunyai kuasa untuk mengampuni semua orang-orang berdosa. Dialah Putera Allah yang Mahatinggi dan mempunyai kuasa menyelamatkan orang-orang berdosa. Hanya Allah sendirilah yang dapat mengampuni dosa orang-orang berdosa.
Kesimpulan
Saya memilih Kristologi Montfort sebagai penyelamat orang berdosa ini karena saya tertarik akan pribadi Montfort yang selalu siap mengampuni orang berdosa. Hemat saya, Pengenalan dan keintiman Montfort dengan Yesus membuatnya mampu mengampuni orang berdosa. Tanpa pengenalan yang mendalam pada pribadi Yesus, orang-orang akan sulit mengampuni orang lain yang berbuat salah dan dosa.
Pengaruh Kristologi Montfort sebagai penyelamat orang berdosa sampai saat ini masih relevan dengan zaman kita saat ini. Orang-orang yang menaruh minat pada usaha perdamaian penyelesaian suatu masalah harusnya belajar dari tokoh St. Montfort ini. Tanpa sikap keterbukaan dan pengertian orang akan sulit mencapai suatu perdamaian. Tanpa sikap rendah hati dan sikap memaafkan, orang akan sulit mengampuni kesalahan orang lain.
Daftar Kepustakaan
Hechtermans Hubert, SMM. Alles Of Niets, di terjemahkan oleh Serikat Maria Montfotan, Seluruhnya Atau Tidak Sama Sekali. Bandung: Serikat Maria Montfortan, 2005.
Marie Gabriel. Grignion De Montfort, Sang Peziarah Injil, Yokyakarta: Kanisius, 1988.
Pasi Gregorius. Maria Bunda Kerahiman, Malang: Widyasasana Publication, 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H