Individu-individu bisa saja dibentuk oleh tipe-tipe dasar mentalitas budaya. Tipe-tipe dasar mentalitas budaya ini terwujud dalam wahana-wahana materil yang tak terbilang jumlahnya dan dalam norma-norma sosial yang mengatur perilaku individu. Sejauh sistem sosio-budaya suatu masyarakat bersifat integral, akan ada konsistensi logis. Ini berarti sistem yang membentuk sistem ini mencerminkan mentalitas budaya yang dominan. Meskipun ada himpunan-himpunan budaya atau sosial, Sorokin menekankan kecenderungan sistem sosio-budaya kearah integrasi dalam hubungannya dengan mentalitas budaya yang dominan, yang dinyatakan oleh sistem sosio-budaya itu dalam supersistem sosio-budaya yang besar.
Kesimpulan
Pemikiran Sorokin tentang integrasi sosial-budaya kiranya dapat membantu kita untuk memahami pola tingkah laku individu dan relasinya dalam suatu kebudayaan. Mengingat kebudayaan itu sangat dinamis, maka perlu kita memahami dengan baik perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu kebudayaan. Perlu di ketahui bahwa perubahan suatu sistem sosio-budaya harus dicari dalam sistem itu sendiri, bukan dalam factor-faktor luar, meskipun yang terakhir ini dapat mempercepat atau memperlambat atau membentuk proses perubahan dalam aspek-aspek sekundernya.
Sistem sosio-budaya itu merupakan sistem yang hidup dan berlangsung terus sehingga tidak mungkin untuk tinggal statis. Sebaliknya sistem-sistem it uterus-menerus berubah, karena kemampuan-kemampuan yang terkandung di dalamnya tidak tertutup dan berkembang melalui kegiatan-kegiatan kreatif dari individu-individu di dalamnya.
Daftar Pustaka
- Soedjatmoko. PEMBANGUNAN DAN KEBEBASAN. Jakarta: Anggota IKAPI LP3S, 1985
- Sorokin Pitirim. SOCIETY, CULTURE, AND PERSONALITY. New York: Harper & Row, 1947
- Johnson Paul Doyle & Lawang M.z. Robert. TEORI SOSIOLOGI KLASIK DAN MODERN. Jakarta: PT. Gramedia Utama, 1994
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H