Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Sosial dan Kebudayaan Menurut Sorokin

13 April 2021   06:57 Diperbarui: 27 April 2021   14:39 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tipe-tipe Mentalitas Budaya menurut Sorokin

Kunci untuk memahami suatu supersistem budaya yang terintegrasi adalah mentalitas budaya-nya. Konsep ini mengacu pada pandangan dunia(world view) dasar yang merupakan landasan sistem sosio-budaya. Atas dasar itu, Sorokin menyebutkan tiga mentalitas budaya antaralain:

  • Kebudayaan Ideasional
  • Tipe ini mempunyai dasar berpikir (premis) bahwa kenyataan akhir itu bersifat nonmaterial, transenden, dan tidak dapat ditangkap dengan indera. Dunia ini dilihat sebagai suatu ilusi, sementara dan tergantung pada dunia transenden atau sebagai aspek kenyataan yang tidak sempurna atau tidak lengkap. Kenyataan akhir merupakan dunia Allah atau suatu konsepsi lainnya mengenai ada yang kekal dan tidak materil. Tingkat ini dibagi dalam beberapa bagian:
  • Kebudayaan Ideasional Asketik. Mentalitas ini memperlihatkan suatu ikatan tanggung jawab untuk mengurangi sebanyak mungkin kebutuhan materil manusia supaya mudah diserap dunia transenden.
  • Kebudyaan Ideasional Aktif. Selain untuk mengurangi kebutuhan inderawi, tipe ini berusaha mengubah dunia materil supaya selaras dengan dunia transenden.
  • Kebudayaan Inderawi
  • Tipe ini didasarkan pada pemikiran pokok bahwa dunia materil yang kita alami dengan inderawi kita merupakan satu-satunya kenyataan yang ada. Mentalitas ini dapat dibagi sebagai berikut:
  • Kebudayaan Inderawi Aktif. Kebudayaan ini mendorong usaha aktif dan giat untuk meningkatkan sebanyak mungkin pemenuhan kebutuhan materil dengan mengubah dunia fisik ini sedemikian, sehingga menghasilkan sumber-sumber kepuasan dan kesenangan manusia. Mentalitas ini mendasari pertumbuhan teknologi dan kemajuan-kemajuan ilmiah kedokteran.
  • Kebudayaan Inderawi Pasif. Mentalitas inderawi pasif meliputi hasrat untuk mengalami kesenangan-kesenangan hidup inderawi setinggi-tingginya. Sorokin menggambarkan pendekatan ini sebagai suatu "eksploitasi parasit". Tipe ini mengejar kenikmatan tanpa memperhitungkan tujuan jangka panjang apapun.
  • Kebudayaan Inderawi Sinis. Mentalitas ini memperlihatkan secara mendasar usaha yang bersifat munafik (hipokrit) untuk membenarkan pencapaian tujuan materialistis atau inderawi dengan menunjukan sistem nilai transenden yang pada dasarnya tidak diterimanya.
  • Kebudayaan Campuran
  • Tipe ini mengandung penegasan terhadap dasar berpikir (premis) mentalitas ideasional dan inderawi. Ada dua tipe dasar yang terdapat dalam mentalitas kebudayaan campuran ini yakni:
  • Kebudayaan Idealistis. Kebudayaan ini terdiri dari suatu campuran organis dari mentalitas pengertian-pengertian yang sahih mengenai aspek-aspek tertentu dari kenyataan akhir. Dengan kata lain, dasar berpikir kedua tipe mentalitas itu secara sistematis itu saling berhubungan.
  • Kebudayaan Ideasional Tiruan. Tipe ini khususnya didominasi oleh pendekatan inderawi, tetapi unsur-unsur ideasional hidup secara berdampingan dengan yang inderawi, sebagai suatu perspektif yang saling berlawanan.

        Sorokin mengatakan bahwa sistem-sistem budaya dasar itu banyak sekali antaralain: bahasa, filsafat, agama, karya seni, etika, hukum, dan banyak sistem jiplakan teknologi terapan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Sistem budaya yang jumlahnya banyak ini, ada kesatuan yang lebih banyak lagi yang disebut supersistem budaya. Ini berarti setiap kelompok sosial yang nyata yang terorganisasi atau tidak terorganisasi dibentuk sekitar nilai dan norma-norma yang terkandung dalam budaya yang menjadi hati dan jiwanya.

Analisa Sorokin tentang Siklus-siklus Utama dalam Sejarah Barat

Sorokin berpendapat bahwa mentalitas budaya yang dominan dalam suatu tahap sejarah ditentukan dengan mengidentifikasi tema-tema utama yang mendasar, yang tercermin dalam pelbagai bidang kreativitas budaya dan tindakan manusia lainnya yang penting. Analisa Sorokin pada dasarnya mencakup pengklasifikasian karya-karya budaya atau peristiwa-peristiwa sejarah yang utama menurut macam-macam tipe mentalitas budaya. Sorokin menghitung jumlah bagian-bagian yang diklasifikasi dalam masing-masing kategori dan mencatat perubahan-perubahan yang proporsional dalam kategori-kategori yang dominan itu dari suatu periode ke periode berikutnya. Dalam beberapa kasus hasinya dapat diringkas dalam bentuk tabel dengan pelbagai tahap sejarah yang disajikan dalam periode dua puluh tahunan dari tahun 580 sampai tahun 560 sebelum masehi, dari tahun 1900 sampai tahun 1920 sesudah masehi.

Data dari tipe ini merupakan suatu dasar analisa abad demi abad mengenai mentalitas budaya yang dominan yang tercermin dalam pelbagai bidang sistem sosio-budaya. Sebagai contoh, Sorokin menganalisa fluktuasi dalam sistem-sistem kebenaran dan pengetahuan setelah ada pembobotan yang memadai untuk mencerminkan tingkat-tingkat pengaruh yang berbeda-beda. Sorokin mengatakan bahwa:

Kebenaran atas dasar kepercayaan yang dinyatakan dalam rasionalisme keagamaan atau ideasional sampai sekitar tahun 460 sebelum masehi, menurut sistem indikator mencapai sekitar 90% dari semua sistem kebenaran. Hanya sesudah tahun 460 sebelum masehi kebenran inderawi (empirisme) khususnya mulai naik dan bertumbuh dengan fluktuasi kecil. Sewaktu menjadi lemah lagi, tetap rata-rata masih terhitung kuat sampai tahun 20 sebelum masehi dan menurun sampai sekitar tahun 160 sesudah masehi. 

Waktu mulai hidup lagi dan tetap termasuk tinggi sampai sekitar tahun 480 sesudah masehi. Sesudah tahun itu sangat mundur dan sesudah tahun 540 sesudah masehi hilang dari pemikiran yang tinggi, dan tenggelam oleh munculnya kebenaran kepercayaan Kristiani. Masih tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1100 selama kurang lebih enam abad, lalu muncul lagi dan mulai dengan fluktuasi kecil-kecilan menaik dari abad kedua belas, ketiga belas, dan keempat belas sampai memperoleh pengaruh yang cukup penting sampai abad kelima dan keempat sebelum masehi di Yunani. Dalam abad kelima belas, dan selama enam puluh tahun hilang lagi(1400-1460), lalu muncul lagi dan berkembang dengan pesat dan dengan fluktuasi kecil-kecilan bertumbuh mantap sampai sekarang.

Dominasi yang luar biasa dari sistem kebenaran itu di masa sekarang ini menjelaskan mengapa kita cenderung mengidentifikasikan kebenaran umumnya dengan kebenran inderawi, mengapa kebenaran lainnya muncul di depan kita sebagai takhyul, mengapa kita percaya bahwa sejak sekarang kebenran inderawi dibiarkan terus-menerus bertumbuh sehingga melenyapkan semua sistem kebenaran lainnya untuk selama-lamanya. Mentalitas seperti itu sudah biasa untuk periode ini.

Sumbangan Integrasi Sosial-Budaya Sorokin dan Relevansinya bagi kehidupan kita saat ini

Saya menemukan beberapa sumbangan pemikiran Sorokin bagi kehidupan kita saat ini. Pertama, Sorokin mengajak kita untuk melihat bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari suatu kebudayaan. Kedua, Sorokin mengajak kita bahwa untuk memahami suatu super-sistem budaya yang terintegrasi adalah mentalitas budaya-nya. Kebudayaan itu sangat kompleks dan berubah kapan saja. Hal in sangat berpengaruh bagi individu-individu yang tinggal didalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun