Ketiga: Brahman sebagai dewa dan sesuatu yang menjadi sumber dari segala eksistensi
Pada bagian yang ketiga ini merupakan bagian yang sangat penting dimana di katakan bahwa Brahman adalah sesuatu yang menjadi sumber segala eksistensi. Pencarian terhadap Brahman melalui lambang, upacara Religius, benda-benda alami, dan lewat bahasa. Brahman melampaui segala sesuatu untuk itu di pakai cara negasi. Sifat-sifat Brahman antaralain; Brahman tidak dapat di dengar, tidak dapat di lihat, tidak dapat di hancurkan, tidak dapat di rasa, tidak dapat di cium dan lain-lain. Masyarakat Hindu percaya bahwa Brahman yang memungkinkan waktu, ruang, dan kausalitas maka mustahil memandangnya sebagai sesuatu yang di batasi ruang dan waktu dan eksistensi Brahman melampaui empiris. Pencarian terhadap Brahman melalui lambang, upacara religius, benda-benda alami, lewat bahasa, dan rupanya tidak dibatasi oleh waktu.
Pengertian Atman
Dalam teks Upanishad di katakan bahwa Atman adalah Diri, Roh atau jiwa dalam fiosofi india. Dia adalah Prinsip Pertama dari diri sejati dari seorang manusia. Untuk mencapai pembebasan atau Moksa seorang manusia harus mencapai pengetahuan diri atau Atmanjnana yakni bahwa diri sejati Atman identik dengan diri atau Brahman Transdental. Atman ada dalam setiap makhluk hidup karena dia adalah percikan kecil dari Brahman yang berada dalam setiap makhluk hidup. Atman ada dalam badan manusia dan di sebut sebagai Jivatman atau jiwa, roh yang menghidupkan manusia.
Relasi Brahman dan Atman dalam filosofi Manusia Hindu
Manusia Hindu menyadari bahwa Brahman dan Atman memiliki pola relasi yang sangat dekat. Tentang hal ini Upanishad mengatakan:
"Di dalam teks mungkin tidak dapat dibedakan antara Brahman dan Atman yang adalah Roh mutlak yang tak dapat mati, pokok segala-galanya di dunia ini dan mungkin pula dapat membedakan antara Roh individual, dan Roh dunia ini, akan tetapi sering terjadi bahwa secara kosmis Atman mempunyai bentuk yang identik dengan Brahman; Yang adalah sekian banyak dari Roh individual dahulu dan nanti, yang dapat melepaskan diri dari keterikatan dengan ens atau ada universal yang adalah satu-kesatuan dari Roh atau dewata
Relasi Brahman dan Atman terletak pada imanensi Brahman dalam alam semesta yang bercorak monistis dan absolutisme, tercakup juga pandangan mengenai evolusi, perubahan atau kelahiran kembali. Sebelum manusia mendapat pelepasan dan Atman kembali kepada Brahman, ia harus terlebih dahulu mengalami proses kelahiran, mati dan dilahirkan kembali sebagai akibat dari Karma. Perputaran kelahiran kembali disebut Samsara karena keinginannya, maka pelepasan itu diperoleh dengan membinasakan keinginan-keinginan itu.
Gambaran Reinkarnasi Brahman dan Atman dalam Filosofi Manusia Hindu
Gambaran Reinkarnasi dapat ditemukan dalam kitab Brahmana. Didalamnya terdapat ajaran Reinkarnasi atau Kelahiran kembali. Kehidupan manusia itu baik pun buruk akan mengalami kelahiran kembali. Kelahiran kembali itu tidak dapat dikatakan sebagai proses tanpa awal dan akhir, karena setiap orang dapat dilahirkan kembali hanya satu kali.
Manusia Hindu percaya bahwa setiap makhluk di dunia ini silih bergantian, berurutan, dan mati. Manusia juga lahir dan mati serta pulang kembali ke dunia. Perubahan siklis itu mempengaruhi pikiran manusia India. Mereka berpendapat bahwa manusia itu dapat berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain entah dalam tubuh manusia atau hewan. Perubahan ini terus menerus pergi dan pulang sampai akhirnya mencapai masa pencerahan, yang memungkinkan manusia masuk kedalam Nirwana atau Surga.