- Mourinho Kepada Temannya: United Job is Done Deal!
- Filosofi MU Adalah Mendatangkan Talenta Terbaik di Dunia.
[caption caption="Jose Mourinho, dikabarkan sudah sepakat untuk melatih Man. United pada musim depan (telegraph)"][/caption]Dalam dua hari terakhir, media Inggris beramai-ramai memberitakan bahwa Mourinho akan melatih Manchester United (MU) pada musim depan. Hal ini dikarenakan Mourinho dikabarkan memberitahu temannya bahwa dia akan melatih MU. Mourinho : The United job is done deal! Demikian pemberitaan media Inggris mulai dari Sun, Mirror, hingga Daily Mail. Uniknya, meskipun media Inggris beramai-ramai memberitakan bahwa Jose Mourinho akan melatih MU, tidak ada tanggapan resmi dari pihak MU hingga saat ini. Pihak MU tidak membenarkan berita itu, tidak juga menolak kebenarannya. Yang dilakukan oleh pihak MU saat ini adalah bungkam, dan membiarkan setiap pihak mereka-reka.
Setelah ditinggalkan pensiun oleh Sir Alex Ferguson, yang membawa MU ke dalam era kejayaan selama 26 tahun kepelatihannya, MU masih mencari dan mencari pelatih yang bisa mengembalikan kejayaan dan kerhomatan mereka sebagai klub tersukses di Inggris. Percobaan pertama, David Moyes, tidak bertahan lebih dari semusim. Sepuluh bulan bekerja, MU mendepak Moyes yang seringkali menjadi bahan sindiran dan olok-olok fans rival. MU mencoba peruntungan dengan Louis Van Gaal (LVG). Tidak seperti Moyes yang tak pernah melatih klub elit, sebagai pelatih yang kenyang pengalaman dan gelar, LVG dianggap cocok merepresentasikan ambisi MU yang mengembalikan statusnya sebagai klub elit di Inggris. Sudah satu setengah tahun berlalu, sekitar £ 250 juta yang digelontorkan untuk merekrut pemain, LVG masih berusaha untuk menerapakan “filosofi” nya di skuad MU. Namun seiring dengan performa MU yang masih jauh dari ambisi klub, nama-nama pengganti LVG terus bergulir dan pekan ini, nama Mourinho semakin bergema kencang untuk menggantikannya.
Munculnya nama Mourinho bukanlah tanpa sebab. Ada empat alasan nama Mourinho disebut-sebut sebagai calon manajer MU pada musim depan, antara lain:
Rivalitas Sekota
Kota Manchester tidak lagi “merah” dalam empat tahun terakhir. Dalam empat tahun terakhir, Manchester City berhasil mengungguli MU di klasemen bahkan dua kali menjadi juara. Untuk mengusung ambisinya musim depan, Man. City mendatangkan pelatih eksepsional dari Bayern Munich, Josep “Pep” Guardiola. Pep dipastikan akan melatih City musim depan, diikat dengan kontrak senilai £ 21 juta per tahun, selama tiga tahun. Hal ini memaksa MU harus mendatangkan sosok pelatih yang dianggap “seimbang” dengan Pep Guardiola. Berbekal torehan ciamik di berbagai klub di Eropa, Mourinho adalah penantang yang ideal untuk Pep Guardiola.
Ambisi dan Filosofi
Identitas MU sebagai klub terbaik di Inggris dengan torehan gelar terbanyak merepresentasikan ambisi mereka yang selalu menginginkan talenta terbaik. Mulai dari pemain terbaik, hingga pelatih terbaik. Dengan mendatangkan kualitas terbaik, maka mereka akan mengharapkan dampak yang baik. Ambisi klub yang ingin menjadi yang terbaik tentu sejalan dengan ideologi para sponsor yang rela membayar mahal untuk MU, dan tentunya meningkatkan nilai saham MU yang melantai di NYSE (New York Stock Exchange).
Ed Woodward (Vice Chairman MU) ditanya mulai dari keuangan MU yang membaik, geliat Liga Cina, hingga pandangannya terhadap Leicester City yang memukau. Berikut petikannya.
Woodward asked about Leicester squad built for £ 22m: why is it the case the bigger club can’t find relatively cheap player like Leicester?
#MUFC Woodward: “Leicester is a fantastic point for everyone this year…the philosophy we have is to target quality of player.
#MUFC Woodward (cont’d): “Pressure on bigger clubs to bring in players who will hit the ground running…world class almost immediately.”
Dari keterangan Woodward, Filosofi MU adalah mencari pemain berkelas dunia. Hal ini tentu berlaku pada sosok pelatih. Dan Mourinho sudah memenuhi kualifikasi tersebut.
[caption caption="Ed Woodward, Vice Chairman Man United, Menginginkan talenta kelas dunia bergabung ke MU (express)"]
Mourinho Tidak “Sebengis” LVG, namun tidak “Selemah” Moyes.
Sudah menjadi rahasia umum bila metode kepelatihan LVG terkenal keras. Mulai dari Barcelona, Bayern, Timnas Belanda, hingga MU, LVG selalu mengutamakan taktik filosofi bermainnya di atas segala hal. Tak heran bila MU terlihat “kaku” saat memainkan bola di atas lapangan. Semua pemain harus bermain sesuai dengan instruksi sang meneer. Jose Mourinho bukanlah tipikal pelatih yang “bertangan besi” seperti LVG. Bahkan Mourinho adalah pelatih yang selalu melindungi anak asuhnya dari serangan “media”. Meskipun tidak sekeras LVG, Mourinho juga bukanlah pelatih yang bisa diremehkan seperti David Moyes. Salah satu alasan David Moyes gagal di MU adalah akibat tidak mampu mengatasi ego para pemain bintang MU. Mourinho yang telah kenyang berurusan dengan pemain bintang yang punya ego besar, tentu tidak akan kesulitan mengendalikan ruang ganti MU.
Sejarah Mourinho yang kerap “bermasalah” dengan pemain senior dalam dua klubnya terakhir, Madrid dan Chelsea memang tidak bisa diabaikan. Namun bila ditilik lebih jauh, persalahan Mourinho cenderung dengan pemain senior yang memiliki ego yang lebih besar dari pemain muda. Di MU, Mourinho “hanya” berhadapan dengan Rooney, yang merupakan salah satu pemain yang dikaguminya. Mourinho juga terbukti inovatif dalam metode kepelatihan. Dikabarkan, semasa di Madrid, untuk mengurangi “keganasan” Pepe di lapangan, Mourinho membuat Pepe berlatih dengan seorang gadis muda, terpisah dari tim. Entah memiliki dampak atau tidak, yang pasti Pepe semakin tenang di lapangan dari tahun ke tahun selama Mourinho di Madrid. Bukan tidak mungkin Mourinho dengan inovasinya mengeluarkan potensi para pemain MU.
Tidak Ada Marquee Name yang Tersedia
Hal ini berhubungan dengan poin yang pertama. Setelah Guardiola dicomot oleh Manchester City, nyaris tak ada manajer yang punya nama besar yang tersedia. Carlo Ancelotti telah memilih menangani Bayern Munich pada musim depan. Jurgen Klopp masih bersama Liverpool, Laurent Blanc masih bertahan di Paris Saint Germain. Nama Antonio Conte masuk radar MU, namun sepertinya lebih condong ke klub rival, Chelsea. Tak ayal, Mourinho menjadi Marquee Name yang tersedia di bursa.
Di sisi lain, bungkamnya MU juga tentu bukan tanpa sebab. Berikut tiga posibilitas kenapa MU masih bungkam terkait pemberitaan media yang menyebut Mourinho akan menangani MU musim depan. Berikut ketiga posibilitas tersebut.
Harmonisasi Tim
Sehabis laga Chelsea vs MU pekan lalu, LVG ditanyai seputar jalannya pertandingan. LVG kehilangan “kontrol” setelah ditanyakan mengenai posibilitas Jose Mourinho menggantikannnya sebagai manajer dari MU. Tidak hanya LVG yang terganggu dengan pemberitaan media terkait kemungkinan Mourinho mngambil alih nahkoda MU, para pemain juga terganggu dengan ulah media yang merilis daftar nama-nama yang diyakini akan bertahan Mourinho, beserta nama-nama yang akan didepak dari Old Trafford. Mengumumkan nama Mourinho sebagai manajer MU musim depan bisa mengganggu harmonisasi tim saat ini, yang masih berjuang untuk mendapatkan posisi 4 besar demi lolos ke Liga Champions musim depan.
Mempertimbangkan Opsi Lain
Meskipun nama Mourinho santer dikabarkan akan melatih MU, dengan posibilitas yang lebih kecil terselip beberapa nama yang menginginkan kursi panas manajer MU setelah LVG. Sebut saja Ryan Giggs yang tetap berambisi menjadi suksesor LVG. Nama Porchettino (Manajer Tottenham) juga disebut-sebut sebagai salah satu opsi yang tak kalah menarik. Meski menarik, nama Mourinho juga mendapat resistensi dari sebagian pihak mengingat Mourinho yang cenderung eksentrik, berbeda dengan keinginan MU yang berharap pada manajer yang kalem di depan media seperti Sir Alex atau David Moyes.
Deal Sedang Berlangsung
Ada kemungkinan bahwa MU sebenarnya baru “approach” Mourinho. Selama ini sebatas mendekati, dan saat ini sedang berlangsung deal. Hal ini dikarenakan sebagai manajer kelas wahid, Mourinho tentu memiliki banyak permintaan khusus agar mau menjadi manajer. Mulai dari membawa staff nya sendiri, dan kabar terakhir, MU ingin memasangkan Mourinho dengan Direktur Olahraga Ateltico Madrid, Andrea Berta. Dengan kondisi bahwa transfer MU ditangani oleh Direktur Olahraga, hal ini tentu bukanlah berita baik bagi Mourinho, yang selama ini mengendalikan pembelian pemain yang diinginkannya. Tak ayal, posibilitas deal sedang berlangsung tetap ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H