مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).
Baik artikel seorang penulis di internet, media massa, dan media menulis alinnya harus bisa memikirkan dampak dari hasil tulisannya itu sebelum menyebarluaskannya ke masyarakat umum.
Jika memang ingin mencari rating tinggi dari tulisan maka tulislah sesuatu yang baik dan bermanfaat sesuai hobi, minat, dan bakat masing-masing. Jangan sampai tulisan yang sangat mudah diakses oleh semua orang justru menjadi media penyebar fitnah an keburukan.
Semoga dengan adanya penulis yang saling mengingatkan dalam hal baik dapat menyadarkan kita tentang pentingnya ilmu dan kebaikan agar jangan sampai media tulisan justru menjadi sasaran penyebaran keburukan bagi banyak orang secara negatif.
Sumber referensi
https://konsultasisyariah.com/23654-dosa-yang-terus-mengalir.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H