Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan (Seri 1): Manado, Sulut, dan Don

22 Maret 2024   12:45 Diperbarui: 23 Maret 2024   17:03 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana Pasar Beriman, Tomohon, 30 kilometer selatan Manado, menjelang buka puasa, Rabu, 20 Maret 2024.
Suasana Pasar Beriman, Tomohon, 30 kilometer selatan Manado, menjelang buka puasa, Rabu, 20 Maret 2024.

Jam 15.30 Wita, saya dan Gyono, dibantu teman lama, Chandra Pateh, masuk Hotel Three R, di kawasan Wowonasa, Manado. Tentang hotel sederhana ini akan saya bahas dalam tulisan lain nanti.

Dari hotel mungil di sebuah jalan tidak lebar di Manado ini saya mengadakan perjalanan ke Tondano, Ibu Kota Minahasa, sekitar 30 kilometer selatan Manado.

Dengan sebuah mobil yang dikendarai rekan, Edo Pongoh, asal Paslaten Tomohon, kami menyusuri jalan berliku, berkelak-kelok, naik turun gunung sambil menikmati musik alam yang diciptakan dari suara desau pepohonan sepanjang jalan.

Kami melintasi kampung-kampung, seperti Koka, Kembes, Rumengkor, Sulukan dan sampai di desa Tonsaru, Tondano, yang berdiri di sisi sebuah danau dikelilingi gunung-gemunung bermandikan warna merah pelangi. Di kawasan Tondano, banyak mata air yang airnya panas dan mengandung belerang.

Menjelang tengah malam, saya bersama teman-teman meninggalkan Tondano kembali ke Manado. Melintasi Kota Tomohon yang punya gunung penuh mitos yang legendaris, yakni Lokon dan Mahawu. Kemudian melewati Kinilo, Tinoor, Pineleng yang punya makam pahlawan nasional Imam Bonjol. Perjalanan pulang ke Manado ini ditandai dengan orkestra indah, musik "rie-rie" (serangga yang tiap menjelang malam mengeluarkan suara) yang bisa membawa kita untuk berkontemplasi tentang alam.

Tanah Minahasa ini memang tanah yang terberkati. Para pemimpin tanah ini, Sulawesi Utara, cukup andal membawa penduduknya ke kehidupan yang rukun dan makmur.

Hermawan Kartajaya, seorang pakar pemasaran atau marketing yang tinggal di Jakarta, mengatakan Sulawesi Utara beruntung dipimpin Olly Dondokambey, yang akrab disapa Don oleh rekan-rekannya di Jakarta.

Don, kata Hermawan, adalah seorang politisi, jago marketing, manajer dan pelobi andal yang menciptakan Sulawesi Utara menjadi salah satu surga para turis dalam dan luar negeri di bumi Nusantara ini.

Don bukan malaikat. Dia adalah manusia. Punya kekurangan. Tapi dia juga punya kelebihan. Berkat dia, Manado dan Sulawesi Utara jadi wilayah yang banyak dilirik para investor asing untuk menanamkan modalnya di negeri di ujung utara Nusantara ini.

Don juga banyak disebut sebagai tokoh karismatik yang bisa memperlihatkan Sulawesi Utara adalah tanah kerukunan antar agama dan suku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun