Buku itu juga mencatat: "Dalam pidatonya dirapat-rapat umum di Manado, Tomohon, Tondano, Gorontalo dan Palu, Sukarno mendapat dukungan atas seruannya untuk persatuan.......Tapi para pendukung Permesta juga ada yang menyerukan , "Maaf Bung Karno, kami tidak menghendaki komunisme".
Di masa kampanye pemilihan gubernur Sulut tahun 2015, lawan-lawan tanding Olly sering juga mengemukakan ayat Kitab Suci yang berbunyi "Takut kepada Tuhan adalah Permulaan dari Segala Kearifan." Namanya juga ingin menang segala cara ditempuh, termasuk menggunakan hal-hal berkaitan dengan agama.
Menanggapi hal seperti ini, dalam buku tulisan Cindy Adam, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Bung Karno antara lain mengatakan, "Tampaknya tak seorang pun yang bercerita kepada Pope bahwa Soekarnolah yang menghancurkan orang-orang komunis di tahun 1948.......Aku tidak ingin membiarkan mereka atau orang lain meniadakan Tuhan di Tanah Airku."
Alen Pope adalah penerbang dari Angkatan Udara Amerika serikat yang peswatnya jatuh ditembak anggota Tentara Republik Indonesia setelah pengeboman di pelabuhan Ambon 18 Mei 1958. Setelah Pope ditahan Pemerintah RI, Amerika, Inggris, Taiwan, Korea Selatan dan Filipina menarik bantuan dan dukungan mereka kepada perjuangan PRRI/Permesta.
Ini terjadi sekitar hampir tiga bulan setelah Permesta melakukan gerakan bersenjata. Seterusnya, Permesta berjalan menuju suasana "tafuraga" (berntakan) dan mencapai habis riwayatnya.Pope dihukum mati tapi diampuni Bung Karno dan dikembalika ke negeri asalnya di Amerika.
Kembali lagi kita ke acara Mona Valentina Kumendong. Ketika saya tanya pada hari Minggu , 24 Mei 2020 lalu, apakah ia pernah ke Sinonsayang, Mona mengtakan belum pernah datang ke kecamatan itu. Dia tidak banyak tahu tentang tempat itu.
Kamis, 28 Mei 2020 lalu, saya tanya suasana di dalam rombongan presiden sebelum setelah Mona dicari Presiden Jokowi, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit bercerita, dalam perjalannya pulang ke Jakarta, ia sempat tanya Presiden tentang Mona yang tidak sempat naikpanggung di Tondano.
"Sayang ya tidak bisa jumpa, "kata Presiden seperti diceritakan Sukardi Rinakit.
Sukardi Rinakit juga menceritakan, dalam perjalanan ke Tondano, dia sempat membaca Tribun Manado yang memuat Mona yang ingin bertemu dengan Presiden Jokowi. "Mona ini perlu disapa antara lain karena orang ini tidak punya maksud politis. Dia rakyat kecil yang berharap bisa jumpa langsung Presidennya."
Saling mengejutkan