"Arti menggoyang disini bukan mengajak berdansa namun mengacu pada menyebabkan atau menjadikan kedudukan tidak tetap"
Apa yang terjadi dalam beberapa tahuan yang lalu tepatnya pada 4 atau 5 tahun yang lalu? Semua orang-orang ketika akan mencari sebuah layanan video maka tujuan utamanya adalah platform YouTube.
Yup... Benar YouTube sudah menjadi raja video sejak beberapa tahun yang silam, bahkan untuk Indonesia saja platform YouTube sebagai bahan rujukan dalam mencari suatu berita, video terkini dan lain sebagainya.
YouTube memang bisa di bilang menjadi media sosial paling berpengaruh, betapa tidak semua konten dalam bentuk video nyaris hampir semua ada disana.
Mulai dari Konten "receh" artis, konten tutorial memasak, berita, pendidikan, keuangan, konten pamer-pamer mobil, dan lain sebagainya juga tersedia di YouTube.Â
Tak heran atas kepopuleran platform milik Raksasa Internet Google ini menambah pundi-pundi keuntungan induk usahanya Aphabeth.Inc.
Kejayaan YouTube memang tak ada yang bisa menyaingi dan membuat beberapa platform lain tergiur akan kesuksesannya, bahkan pada tahun 2007, aplikasi Sosial Media Facebook mengumumkan fitur baru yang disebut Fitur Watch, sebuah layanan media sosial Video.
Pada saat itu banyak orang beranggapan bahwa Fitur Watch dari Facebook disinyalir untuk dapat bersaing dengan YouTube. Karena pada masa itu YouTube sudah semakin di cintai dan banyak di akses oleh orang-orang.
Tak hanya Facebook, bahkan twitter juga ikut-ikut dalam "perang" untuk dapat bersaing dengan YouTube, untuk layanan Video. Tapi semua itu tidak lah mudah dan hampir mereka tidak dapat melampuai kepopuleran layanan video berbagi dari Google ini.
YouTube masih tetap menjadi layanan primadona bagi siapa saja yang ingin mencari video. Tantangan-tantangan yang di hadapai YouTube dari Facebook dan beberapa sosial media lainya, sama sekali tidak begitu mempunyai pengaruh yang signifikan dan tidak dapat di "kalahkan".
Namun, berselang beberapa tahun kemudian, yaitu tepat 2016 sang penantang utama pun muncul ke publik, yaitu TikTok aplikasi buatan perusahaan teknologi Cina, ByteDance Inc.
Memang pada awal-awal kemunculan layanan video "joget-joget" ini tidaklah begitu popular. Akan tetapi sejak 2 tahun peluncurannya TikTok mulai banyak di gemari di seluruh Dunia.
Popularitas tiktok dirasakan mulai tahun 2018 dan 2019. Pada saat itu mereka sudah mencatat sebanyak 500 juta pengguna aktif di seluruh Dunia.
Aplikasi video pendek berdurasi 15 detik tersebut sudah digandrungi oleh berbagai kalangan tidak terkecuali dengan Public Figur. Banyak orang berbondong-bondong mengunduh Aplikasi asal China ini, disebabkan atas daya tarik dan keunikan aplikasi TikTok tersebut.
Sekarang Tiktok sudah semakin "melangkah" lebih jauh dan popularitasnya pun kian meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan untuk saat ini Tiktok sudah menjadi salah satu platform media sosial paling populer.
Menurut data Business of Apps sepeti di kutip dari laman Katadata.co.id (19/7/2022), melaporkan ada 1,4 miliar pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) aplikasi video pendek tersebut di dunia hingga kuartal I/2022, meningkat lebih pesat dari data kuartal tahun sebelumnya (Kuartal I 2021).
Seiring dengan waktu, maka prediksi untuk peningkatan pengguna baru di Tiktok akan tumbuh terus, hal ini juga  tentunya didorong  dari penjualan smartphone yang semakin meningkat.
Tidak terpikirkan memang yang semula Facebook ingin "menyaingi" YouTube dalam hal layanan Video namun tak mampu dan tak berdaya. Â Twitter pun demikian, tak berdaya menghadapi layanan Video dari raksasa Internet Google tersebut.
Kini, atas hadirnya aplikasi pendek Tiktok mulai mampu "menggoyang" kedudukan YouTube sendiri. Bahkan menurut laporan (Kompas Tekno), durasi penonton Tiktok dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan waktu pertumbuhan yang tergolong singkat.
Masih merujuk dari laporan yang sama , platform media sosial durasi pendek itu telah mampu "melompati" YouTube. Dimana, menyebutkan anak-anak dan remaja durasi rata-rata menonton konten di Tiktok per harinya sebanyak  91 menit, sementara untuk data baru, penonton YouTube menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak hanya menonton konten YouTube  selama 56 menit saja.
Ini artinya perbedaan untuk durasi menggunakan kedua platform tersebut, dimenangkan oleh media sosial milik ByteDace asal China tersebut.
TikTok memang sudah terlihat telah menyalip YouTube sejak Juni 2020. Saat itu, anak-anak dan remaja rata-rata menggunakan TikTok 82 menit perhari dibanding YouTube 75 menit perhari.
Berselang dalam waktu yang singkat sejak peluncurannya, Dominasi YouTube-pun  mulai di "goyang" oleh Aplikasi Joget-joget milik Zhang Yiming ini.
Tak hanya itu, dalam riset terbaru yang di keluarkan yang bertajuk "News Consumption in the UK: 2022". Menyebutkan, bahwa Gen-Z atau anak-anak muda lebih sering menggunakan platform Tiktok dalam mencari berita. (Kompas 25/7/2022)
Hal ini tentunya, semakin memperpanjang daftar goyangan Tiktok untuk YouTube , dan kemungkinan besar "mungkin" juga akan mampu menggeser seutuhnya dominasi YouTube.
Anak perusahaan Google ini pun telah menyadari "serangan" ini dengan menambahkan atau merilis fitur-fitur baru yang "mirip" dengan antar muka Tiktok, yaitu Shorts YouTube Video.
Tepat pada tahun 2019 YouTube secara resmi mengumumkan fitur video pendek tersebut ke kalayak umum.
Dan tak tanggung-tanggung demi mempertahankan eksistensi dan dominasinya sebagain platform berbagi video terbesar di Dunia, merekapun membuat strategi untuk dapat bersaing dengan menggelontorkan Dana sebesar 1,4 Miliar dan menjanjikan insentif kepada creator, bagi siapa saja yang memanfaatkan atau mengunggah Video YouTuber ke layanan Shorts.
Selain itu dalam laporan  terbaru, memberitakan bahwa pihak YouTube juga telah mencoba  tools  baru di aplikasinya demi membantu konten creator dari durasi panjang di jadikan lebih pendek untuk dapat di unggah ke Shorts Video YouTube.
Ini jelas sebagai tanda upaya untuk dapat bersaing atas goyangan dari Tiktok tentang layanan video pendek, dan  tentunya sebagai cara dalam meningkat pendapatan yang mana pada akhir-akhir ini pendapatan dari YouTube semakin melambat sejak 2021.
Pada laporan yang di kutip dari Kompas.com, menyebutkan pendapatan YouTube pada kuartal II 2022 hanya tumbuh hanya 4,8 persen artinya mencatatkan pertumbuhan terendah dalam dua tahun terakhir.
Hal yang berbeda, saat YouTube mengalami pelambatan pendapatan, Tiktok malah mampu membukukan pendapatan Rp 20,47 Triliun pada kuartal I 2022 Â .Â
Bahkan dari tahun 2021 juga sebenarnya tiktok sudah  mampu dalam hal peningkatan pendapatan yang cukup tinggi. Hal ini tentunya di topang atas bertambahnya jumlah pengguna di seluruh Dunia.
Hal ini juga bisa terlihat bahwa "aksi" dari platform tiktok ini semakin menggoyang dan mengguncang Dunia. Bahkan sekelas YouTube pun bisa di buat memutar otak untuk strategi bisnisnya dengan menambahkan beragam fitur yang menyerupai antarmuka Tiktok.Â
Beda halnya ketika dulu, saat Facebook meluncurkan fitur layanan Video (Watch), Instagram menambahkan Fitur IGTV, pihak YouTube tidak ada sama sekali membuat fitur dan tools baru yang menonjol untuk menangkis dari gempuran tersebut.Â
Tapi setelah hadirnya platform "joget joget"Â ini, YouTube pun merubah fitur yang sangat mirip dengan rivalnya. Inilah tanda bahwa "goyangan" tiktok-pun di rasakan oleh Google (induk usaha YT).
***|***|***
Dua platform penyedia layanan Video itu semakin hari semakin membuat gebrakan baru dalam hal untuk dapat memanjakan para pengguna setianya, serta untuk dapat menjadi "raja" platform layanan berbagi video.
Tiktok sendiri juga sudah memulai fitur baru dengan mengeluarkan layanan video durasi panjang 10 menit. Hal ini juga  menambah daftar "goyangan" kepada YouTube.
Akankah TikTok semakin mampun menggoyang kedudukan YouTube? Atau mampu menggeser YouTube yang selama ini sudah menjadi " penguasa panggung" dalam layanan berbagi video?Â
Kita tunggu saja! Karena Tiktok selalu dapat mengejutkan dan menggoyang Dunia, hal yang sama juga demikian bahwa YouTube juga akan dapat memberi strategi baru. Tapi yang jelas, saat ini Tiktok sudah mulai dapat membuat Youtube bergoyang.
Tulisan ini juga sudah terbit di blog pribadi saya dengan judul yang sama. Accubebe.blog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H