Mohon tunggu...
Oscar Asairo Hogan
Oscar Asairo Hogan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seseorang yang mempertanyakan berbagai aspek kehidupan....

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebersamaan Membangun Persatuan

21 November 2024   23:46 Diperbarui: 22 November 2024   03:24 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Salah satu ciri khas pesantren tradisional adalah pengajaran kitab kuning, yakni kitab-kitab klasik berbahasa Arab yang berisi ajaran agama, hukum Islam, dan tasawuf. 

Selain itu, pesantren juga kerap mengajarkan keterampilan praktis untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan kehidupan. Dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan, pesantren telah menjadi salah satu pilar penting dalam pembentukan karakter dan moral bangsa Indonesia.

Para Kanisian juga diajak untuk turut ikut serta dalam kegiatan pengajaran tersebut. Mengaji, membaca Kitab Kuning, diajarkan materi belajar Islam, dan lain - lain.

 Tentu bukanlah hal mudah untuk ikut dalam pelajaran tersebut, karena para kanisian sebagian besar belum pernah mendengar ataupun membaca Bahasa Arab, apalagi memahami apa yang menjadi bahan pembicaraan. Namun, hal itu tidak menjadi penghalang bagi para Kanisian untuk tetap ikut dinamika Ekskursi di Pesantren masing - masing. 

Kebudayaan sudah selayaknya diserap. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa orang lain. Alangkah lebih baiknya bila kita memahami satu dengan lain, agar tidak terjadi perpecahan di antara kita. Seperti namanya, kegiatan ini adalah pertukaran budaya. 

Pertukaran berarti terjadi dalam dua arah. Bukan hanya para kanisian yang mendapat ilmu baru, para santri yang tinggal di pesantren - pesantren yang disinggahi para Kanisian juga mendapat tambahan pengetahuan.

Selama kegiatan ini berlangsung, sebagai anak remaja, tentu para Kanisian dan para santri mengobrol. Obrolan yang terjadi di sela - sela kegiatan ekskursi ini bermakna lebih dalam, karena percakapan ini dimunculkan dari rasa ingin tahu satu pihak terhadap pihak yang lainnya. Oleh karena itu, bincangan mereka sangat mendalam. 

Setelah kegiatan ini selesai, para Kanisian membagikan ilmu yang diterimanya dari pesantrennya kembali ke Kanisius, ke angkatan - angkatan yang lain, adik - adik kelasnya yang pada saatnya nanti juga akan mengikuti kegiatan yang sama, tentu dengan dinamika yang berbeda dari yang sebelumnya.

Kegiatan ekskursi ini dapat disimpulkan dengan 'rasa hormat'. Rasa hormat adalah sikap yang bersifat mutual, artinya harus muncul dari kedua belah pihak untuk menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis. 

Ketika satu pihak menunjukkan rasa hormat, itu tidak hanya menjadi cerminan dari penghargaan mereka terhadap orang lain, tetapi juga menjadi dasar untuk mendapatkan rasa hormat yang sama. Hubungan yang hanya mengandalkan rasa hormat dari satu pihak cenderung tidak seimbang dan bisa menimbulkan rasa tidak adil atau ketegangan. 

Sebaliknya, ketika rasa hormat saling diberikan, terciptalah suasana saling menghargai yang mendorong komunikasi yang jujur, pemahaman yang mendalam, dan kerja sama yang produktif. Dalam setiap interaksi, rasa hormat tidak hanya berarti mendengarkan atau memahami, tetapi juga mengakui nilai, hak, dan martabat satu sama lain, menjadikannya elemen esensial dalam membangun hubungan yang kokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun