Sebagai penutup rangkaian acara, pada tanggal 21 Juli 2024 pukul 19:30 malam, masyarakat Dukuh Lumbu dihibur dengan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang kulit ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga media penyampaian pesan-pesan moral dan ajaran-ajaran luhur yang terkandung dalam cerita-cerita klasik.
Pagelaran wayang kulit ini juga menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Bupati Kabupaten Kendal. Kehadiran bupati merupakan bentuk apresiasi dan dukungan terhadap upaya masyarakat dalam melestarikan budaya tradisional. Dalam sambutannya, bupati menyampaikan rasa bangga dan harapannya agar tradisi Sedekah Bumi ini terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Kendal.
Wayang kulit, dengan segala keindahan dan pesan moralnya, berhasil memukau para penonton. Dalang yang memimpin pagelaran tersebut dengan piawai membawakan cerita-cerita epik, menggugah kesadaran dan mengajak masyarakat untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya. Selain itu, pagelaran wayang kulit juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai seni tradisional.
Sedekah Bumi di Dukuh Lumbu, Desa Lumansari, bukan sekadar acara tahunan, tetapi sebuah tradisi yang kaya akan makna. Melalui Sedekah Bumi, masyarakat tidak hanya mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, dan cinta tanah air. Tradisi ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya kepada generasi muda, agar mereka selalu ingat dan bangga akan jati diri serta budaya nenek moyang mereka.
Acara Sedekah Bumi ini juga mencerminkan kekuatan dan keutuhan masyarakat Desa Lumansari dalam menjaga tradisi di tengah arus modernisasi. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, masyarakat berharap agar nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Sedekah Bumi dapat terus hidup dan menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semangat kebersamaan dan cinta budaya, masyarakat Dukuh Lumbu berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi Sedekah Bumi, menjadikannya sebagai warisan berharga yang akan terus diwariskan kepada generasi mendatang. Sedekah Bumi di Dukuh Lumbu, Desa Lumansari, adalah bukti nyata bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan, saling melengkapi dan memperkaya kehidupan masyarakat.
Keikutsertaan mahasiswa KKN MIT ke-18 Tematik dalam acara Sedekah Bumi di Dukuh Lumbu, Desa Lumansari, memberikan banyak manfaat, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat. Bagi mahasiswa, partisipasi ini menjadi pengalaman berharga dalam memahami dan menghargai tradisi lokal. Mereka belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, dan rasa syukur yang menjadi inti dari Sedekah Bumi. Sementara itu, bagi masyarakat Desa Lumansari, kehadiran mahasiswa KKN memberikan energi baru dan semangat dalam melestarikan tradisi. Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat juga memperkuat ikatan sosial dan menciptakan rasa saling menghargai. Masyarakat merasa bangga dan dihargai karena tradisi mereka mendapatkan perhatian dan dukungan dari generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H