Mohon tunggu...
Orani Adel Valentina Hia
Orani Adel Valentina Hia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah membaca, menulis, dan menonton. Saya tidak terlalu suka keramaian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berangkat dengan Doa

14 Juni 2023   14:03 Diperbarui: 14 Juni 2023   16:01 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"lalu apa yang membuatmu bertekad pergi merantau?", "aku ingin bekerja sambil kuliah. Mungkin alasanku akan terdengar sangat egois, tetapi aku dengan sangat sadar mengetahui bahwa aku punya masa depanku sendiri dan aku harus mengejarnya". Nenek menatap mata Kris dengan penuh haru, lalu berkata "maafkan aku. Aku tidak menyadari betapa besarnya tekadmu untuk melanjutkan sekolahmu". Mata Kris semakin memanas, Kris ingin menangis histeris melihat wanita tua yang sangat dicintainya itu begitu menderita. Lalu Kris menatap wajah keriput itu, lalu berkata "tolong jangan merasa bersalah. Tolong jangan menangis, hatiku sangat hancur melihatmu menangis. Cukup berangkatkan aku dengan doamu". 

(satu bulan kemudian)

Setelah pergumulan yang sangat berat. Akhirnya nenek meminta Kristo, paman dan istrinya duduk ditikar diruang tamu. Kemudian dengan suara yang pelan namun tegas, nenek berkata "Apakah kamu yakin Kris untuk pergi merantau? Mencari rezeki dikampung orang, lalu membiayai kuliahmu sendiri?" sontak paman terkejut karena tidak mengetahui rencana Kris yang akan kuliah sambil bekerja "kuliah?. Mengapa kau memiliki rencana yang besar tanpa memberitahu aku?. Apakah aku orang lain bagimu?". Kris diam dan tak mengeluarkan sepatah katapun. Lalu nenek menyambung, "kau sungguh tahu Kris bagaimana kehidupan kita dikampung ini. Kau sangat tahu apa hasil dari ladang kita, sungguh aku tidak yakin kami bisa membantumu." Kris menganggkat wajahnya kemudian dia tersenyum, "aku berjanji tidak akan menambah beban pikiranmu nek. Aku akan berusaha untuk mencari uang lalu melanjutkan kuliahku." "kemana kau akan pergi?" tanya nenek. "aku akan pergi kekalimantan" jawab Kris singkat. "baiklah. Seperti permintaanmu aku akan memberangkatkanmu dengan doaku". Paman masih terdiam, tidak tahu harus mengatakan apapun. 

Setelah pembicaraaan itu dua minggu kemudian Kris harus berangkat kekalimantan sendiri, meninggalkan wanita tua kesayangannya. Sambil menahan tangisnya Kris memeluk pamanya lalu berkata, "tolong jaga nenek untukku." Paman menjawab dengan suara bergetar, "aku pasti menjaganya. Dia juga ibuku dan kesayanganku". Kemudian Kris pamit kepada bibi, "tolong rawat nenek dengan baik. Jangan biarkan pergi keladang, tolong hangatkan air mandinya" kemudian air mata yang ditahannya sejak tadi sudah tak tertahankan lagi. Air mata itu tumpah membasahi pipinya. Bibi menjawab sambil menepuk bahu Kris, "tolong jangan ragukan aku akan hal itu. Semoga perjalananmu lancer, maaf tidak bisa memberimu apapun." Kemudian Kris menghadap Wanita kesayanganya itu, dengan pelan dia menyentuh tangan yang sudah semakin keriput itu, lalu Kris berkata "tolong jangan sakit dan panjang umur. Aku tidak tahu kapan aku akan mengunjungimu, tetapi akan ku pastikan datang dengan gelar sarjanaku". Wanita tua itu menangis seperti kehilangan putra satusatunya. Kemudian Kris berkata "terimakasih banyak sudah bertahan melewati suka duka dengan cucumu ini". Kris pun menangis semakin menjadi jadi. Lalu Kris memeluk neneknya dengan erat sambil berkata "aku pasti pulang". 

Lalu dengan langkah yang sangat berat namun bertekad harus pergi dan sukses, Kris melangkahkan kakinya naik kedalam bus tersebut. Ketika bus itu semakin jauh, hati Kris semakin sakit. Kris menangis dalam diam selama beberapa lama dalam bus itu. Ketika lima jam perjalanan Kris sampai di bandara Kualanamu. Kris melewati koridor sambil membawa kopernya, dalam hati dia bertekad. 'berangkat dengan air mata, pulang dengan senyum'. Ketika dalam pesawat Kris sudah tak lagi menangis, dia tersenyum penuh semangat dan harapan yang baru. Setelah lima jam dalam pesawat Kris sampai di Bandara Tjilik Riwut. Kris dijemput oleh seorang temannya yang dulu pernah satu kelas dengannya waktu SMA. Kemudian temannya membawanya kekos, untuk sementara Kris tinggal satu kos dengan temannya. 

Setelah satu minggu diKalimantan Kris mendapat pekerjaan. Dimana tempat kerja menyediakan tempat tidur untuk karyawan. Kris mencoba untuk menikmati pekerjaannya. Kris sangat berusahan untuk memperkecil angka pengeluarannya agar dia dapat menabung sedikit demi sedikit setiap bulannya. 

 Pada bulan Juli 2022, Kris mengikuti tes SBMPTN (seleksi bersama perguruan tinggi negeri) di Universitas Palangkaraya.namun sebelum mengikuti ujian Kris sudah terlebih dahulu meminta izin kepada bosnya, apabila dia lolos, dia akan tetap bekerja walaupun tidak full setiap hari. Dengan senang hati si bos pun mengiyakan permintaan Kris. Banyak hal yang sudah dipersiapkan oleh Kris sebelum ujian, mulai dari persiapan ujian, belajar online dan juga uang untuk pembayaran pertama jika lolos ujian.

Dengan mantap Kris mengerjakan soal-soal yang disediakan oleh panitia, dengan keyakinan penuh bahwa dia akan lolos.

Kris mencoba dengan dua jurusan, yaitu pertanian dan peternakan. Setelah selesai ujian Kris Kembali ketempat kerjanya, karena hasil ujian akan dikirimkan melalui email.

Melewati dua minggu itu Kris seolah merasa matahari terlamat bersinar dan sangat lama untuk terbenam. Tanpa disadari Kris selalu memperhatikan kalender, seolah takut melewati satu hari dalam dua minggu penantian itu.

Dimalam hari, Kris memberanikan diri membuka emailnya. Dengan tangan yang sedikit bergetar, Kris bolak balik meletakkan handphonenya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun