Mohon tunggu...
Orani Adel Valentina Hia
Orani Adel Valentina Hia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah membaca, menulis, dan menonton. Saya tidak terlalu suka keramaian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berangkat dengan Doa

14 Juni 2023   14:03 Diperbarui: 14 Juni 2023   16:01 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 'SELAMAT. ANDA DINYATAKAN LULUS'     

Demikianlah isi email yang membuat jantung Kris kegirangan, senyum diwajahnya tak bisa berbohong menunjukkan betapa bahagianya dia. 

Kemudian tangganya meraih ponselnya, dan denga cepat menguhubungi Wanita kesayangnnya yang ditinggalkanya dikampung. "halo" demikianlah suara samar terdengar dari dalam handphone. Kemudian Kris menjawab "terimakasih untuk doanya nek. Aku lulus seleksi nek". Kemudian nenek menjawab "Puji Tuhan saying. Terimakasih atas kerja kerasmu. Ini adalah awal perjuanganmu". Kris menjawab dengan kegirangan "ini semua berkat doa nenek."

Kris mengurus segala persiapannya sendiri, namun dia tidak mengeluh. Semangat dalam dirinya menyalanya dengan hebat. Kris menikmati persiapan kuliahnya dan juga pekerjaanya. Tanpa mengenal lelah Kris selalu melakukan yang terbaik. Kris juga tidak henti-hentinya mengajukan permohonan beasiswa.

Ketika penyambutan mahasiswa baru Kris memutuskan untuk memilih jurusan peternakan. 

Kris memulai aktif perkuliahan dibulan Agustus. Kris menggunakan sepeda motor kekampus, karena jarak kampus sekitar 30 menit dari tempat kerja. Dipagi hari Kris masuk kampus dan disore hari bekerja. Jam tidrnya sangat sedikit, namun demi mimpinya Kris tidak lagi mempermasalahkan itu.

Namun seiring berjalannya waktu, jadwal perkuliahan semakin padat tugas-tugas semakin menumpuk terkadang membuat Kris kewalahan dalam pekerjaanya. Beberapa kali Kris ditegor oleh bosnya karena pekerjaanya yang kurang telaten. 

Malam itu sangat sunyi, Kris duduk termenung di teras tidak ada yang menemaninya kecuali segelas kopi yang telah diseduhnya tadi. Kemudian Kris menghela nafasnya dengan Panjang. Seolah tubuhnya memberi sinyal agar istirahat sebentar sebelum bertempur kembali.

Terpikir oleh Kris untuk berhenti kuliah, mengingat dia yang sudah tidak bisa mengelola waktu selalu ada yang tertinggal. Tidak pernah sinkron pekerjaan dan perkuliahan. Mengingat keuangan juga yang sudah tidak netral, Kris merasa sangat putus asa. 

Namun entah dari mana datangnya, seolah wajah Wanita kesayangnnya menyapanya. Kris merasa sangat sakit karena merindukan neneknya, lalu dia tersenyum Kembali dan berusaha bangkit dari keterpurukannya. Kris tiba-tiba tersadar 'ada wanitaku yang menunggu pulang'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun