Walau terkesan ada rasa malu-malu dari warga desa melihat kedatangan kami yang dianggap warga kota yang lebih maju, namun suasana keakraban dan persaudaraan diantara kami dan mereka sangat harmonis, walaupun diantara remaja masjid kebanyakan berbeda suku sebab kawan-kawan remaja masjid kebanyakan anak rantau yang sedang mengenyam pendidikan di UNPATI salah satu perguruan tinggi di Ambon. Saya Jawa, ada dari Buton, Bugis, Ternate, Makasar, Papua, Arab dan lain-lain dianggota remaja masjid tersebut.
Keberagaman, kepedulian dan toleransi saat Idul Fitri dikota Ambon Manise sebuah kejadian riil yang amat mengesankan dan patut untuk dicontoh serta diterapkan di seleuruh Indonesia sebagai wujud Indonesia yang heterogen namun dalam satu wadah NKRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H