Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gentong Air Depan Rumah dan Covid-19

20 Mei 2020   19:54 Diperbarui: 20 Mei 2020   19:48 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ayal lagi saat pandemi wabah covid 19 banyak kita jumpai gentong/gentong didepan warung, rumah makan, tokok, kantor pemerintah, kantor perusahaan swasta dan tempat umum lainnya diisi air  dan handsoap untuk cuci tangan bagi pengunjung tempet tersebut. 

Hanya saja bentuk dan bahan berbeda, gentong/genuk saat wabag covid 19 saat ini banyak dijual berbahan plastik layaknya ember dan diberi kran air dibagian bawahnya.

Tong Air Plastik | dokpri
Tong Air Plastik | dokpri

Tentu berbeda gentong/genuk berbahan tanah liat lebih natural dan air didalamnya tetap dingin walau terkena terik matahari, tak heran jikalau gentong tersebut diletakkan didepan rumah dengan penutup sederhana dibawah sinaran terik matahari.

Cuci tangan yang saat ini dikamapnyekan berbagai pihak demi mencegah penularan covid 19 bukan hal baru sebab budaya nenek moyang kita dari masa kerajaan hingga masa era perjuangan telah ajarkan menjaga kebersihan tangan setelah bepergian. 

Fenomena gentong/genuk berisi air didepan rumah dimasa lalu adalah budaya positip yang patut untuk implementasikan kembali diera sekarang dengan format yang lebih maju dan modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun