Mana ada orang tak keluh kesah, curhat, sambat ditengah kondisi seperti saat ini ? ga ada semua dari mulai kalangan kecil dan elte terdampak dari wabah corona ini. Cuma ada berbagai macam cara mengungkapkan rasa kesuh kesah tersebut dari mulai demontrasi, berseah diri hingga mencoba inovasi baru agar tetap bertahan ditengah sikon seperti saat ini.
Saya tak mau turun kejalan demontrasi agar nasib saya diperhatikan karena ada sosok seseorang yang bergerak dibidang usaha seperti saya menjadi pejabat negara, agar suara saya diperhatikan. Saya berusaha berfikir obyektif apa yang saya alami wujud cobaan agar kita kuat dimasa-masa mendatang terlebih ada yang lebih menderita nasibnya dibanding saya karena terdampak Corona ini.
Kesulitan-kesulitan yang saya dapat berawal sejak mewabahnya virus ini masuk kenegara kita, mungkin karena kurang tanggap bertindak sehingga virus menyebar merata keberbagai daerah di Indonesia hingga daerah tempat saya tinggal yaitu Sidoarjo saat ini sedang menjalani PSBB.
Usaha saya usaha kecil-kecilan dengan beberapa karyawan saja dan bergerak dibidang percetakan, pengeprintnan serta jual beli service komputer laptop. Bulan masa akhir tahun pelajaran dan masa tahun pelajaran baru anak sekolah adalah masa-masa usaha saya mendapatkan omzet yang besar. Namun ketika wabah masuk dan meluas di Indonesia serta pemerintah mengeluarkan kebijakan pendidikan dirumah atau sekolah daring. Usaha saya terpukul keras hingga tak ada order pekerjaan yang kami terima.
Hingga kalau saya amati sejak maret hingga sekarang sejak diberlakukannya social distancing, order pekerjaan turun drastis 90% dibanding hari-hari normal tanpa wabah corona.
Dibidang jual beli dan service laptop juga demikian, walaupun masih ada konsumen yang datang untuk memperbaiki laptopnya yang rusak untuk kondisi kerusakan tertentu terutama perbaikan dan penggantian hardware saya mengalami kesulitan mencari sparepart tersebut, terlebih barang-barang tersebut sebagian besar adalah import.
Entah sampai kapan situasi seperti saat ini berakhir, hingga kami semua sulit bergerak dalam melakukan aktivitas usaha karena berbagai macam kendala yang kami hadapi. Lagi-lagi kami tak mau protes agar diperhatikan, sebab pemerintah tentu juga pusing, sibuk dan berusaha keras mengatasi permasalahan global ini.
Ramadhan membuka hati kami bahwa ada kekuatan yang dahsyat diatas jabatan, harta kekayaan manusia. Hingar bingar keramaian, gemerlap ajang pamer kekayaan sirna hanya dengan satu wabah yang disebut corona ini.
Alhamdiulillah saya tinggal didesa sehingga ada kondisi lingkungan yang dapat menolong kondisi usaha dan ekonomi kami saat ini. Terlebih sikap toleransi dan gotong royong dimasyarakat pedesaan yang masih terawat. Permasalahan pemenuhan kebutuhan pokok tak ada masalah sebab masih banyak kebon dan lahan terbuka untuk dimanfaatkan ditanami berbagai macam tanaman yang bisa kita petik hasilnya.
Simplenya apa curhat kesulitan yang saya dapat disaat mewabahnya virus corona dibulan ramadhan tahun ini yaitu " Usaha saya terpukul di bulan ramadhan ini "
Ini bukan keluh kesah putus asa lho namun tulisan ungkapan kenyataan yang bukan hanya saya alami tapi juga dialami seluruh warga negara Indonesia yang bergerak diberbagai macam bidang usaha masing-masing.
Dengan ujian berat semacam ini terlebih dibulan Ramadan agar tetap semangat menjalankan kehidupan dan semakin mendekatkan diri dan memohon agar kondisi seperti sekarang ini segera berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H