Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika Jeroan Martabatnya Naik

16 Juli 2016   14:34 Diperbarui: 16 Juli 2016   14:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jeroan adalah bagian dalam atau organ dalam pada hewan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan, hati, limpa, jantung, babat, usus dan lain-lain. Di kenallah berbagai macam menu masakan berbahan jeroan semacam soto babat, sambel goreng ati, dan lain-lain. Berkat kreativitas jeroan tersebut dapat diolah walupun bagi para pedagang sapi atau para jagal penjual daging sapi harga jeroan jauh lebih murah dibanding harga daging.

Bahkan dinegeri luar jeroan tidak diolah untuk makanan manusia namun digunakan untuk makanan hewan. Karena rendahnya martabat jeroan tersebut pada awal tahun 2015 dua menteri komitmen seperti kutipan berikut :

Rachmat Gobel juga mengungkapkan keinginannya menghentikan impor jeroan dari Australia. Menurut dia, impor jeroan itu sangat melukai harkat martabat sebagai bangsa Indonesia. "Kalau jeroan impor dari luar negeri malu nggak? Sementara di Australia, jeroan untuk binatang, dan itu bebas. Kita makan coba, di mana martabat bangsa coba?" kata dia. [sumber kutiban]

Pemerintah akan menutup keran impor jeroan daging. Menteri Pertanian Amran Sulaiman beralasan, di luar negeri, jeroan bukan untuk makanan manusia.
 "Jeroan kita impor. Itu makanan anjing-kucing di sana (luar negeri). Langsung saya tutup impornya," ujar Amran di Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (26/1/2015).
 Amran menegaskan, jika Indonesia ingin dihargai, sebaiknya negara lain jangan mengekspor daging jeroan ke Tanah Air. Dengan penutupan jalur impor jeroan, Amran ingin Indonesia dihormati dan sejajar dengan bangsa lain.
 "Saya ingin republik dihargai bangsa lain," ungkap Amran.
 Dia memaparkan, impor saat ini memang masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi. Namun, untuk jeroan, hal itu sudah tidak diperlukan lagi.
 Meski berisiko mendapat kecaman dari negara lain, Amran tetap tidak ingin mengimpor jeroan lagi. "Kita diserang juga enggak apa-apa. Apa pun saya lakukan untuk RI," papar Amran.
[sumber kutiban]

Saking hinanya jeroan hingga dua menteri komitmen hentikan import jeroan demi menjaga harga diri dan martabat bangsa Indonesia agar tak ingin rakyatnya mengkonsumsi jeroan yang notabene makanan anjing dan kucing menurut mereka.

Padahal kalau mau blusukan kepedagang kaki lima walaupun import belum ada mereka telah memanfaatkan jeroan sebagai bahan menu makanan berneka macam dari mulai yang diolah sekedar oseng-oseng hingga yang berkuah seperti soto, gulai bahkan sate madura tanpa disertai seiris hati yang juga jeroan rasanya kurang makyus.

Jeroan yang dianggap hina oleh kedua menteri tersebut, merupakan salah satu menu masakan yang disukai masyarakat karena kreativitasnya menciptakan makanan baru yang patut diapresiasi.

Mungkin karena pak menteri sudah merasakan enaknya soto babad, hingga pandangannya pada jeroan berubah drastis 180 derajat, jeroan yang diangap hina dibuka lebar-lebar untuk diimport, menteri menyetujui import makanan anjing dan kucing,

Dalam upaya menekan harga daging sapi di dalam negeri, pemerintah melalui Kementerian Pertanian membuka impor jeroan dan daging sapi jenis secondary cut."Regulasi kita ubah, Isya Allah mudah-mudahan hari ini kita tanda tangan. Khususnya secondary cut kami buka, jeroan kami buka, asal negara yang penting bebas PMK," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (12/7/2016).

Amran menuturkan, dengan adanya pergantian regulasi lama menjadi yang baru maka akan membuka jalan bagi perusahaan swasta untuk impor jeroan dan daging jenis secondary cut.

"Insya Allah, drafnya masih ada diubah sedikit. Hal yang masih dalam perubahan draf seperti secondary cut bisa di impor oleh siapa saja, begitu juga jeroan," jelasnya [sumber kutipan]

Jeroan martabat dan harga dirinya saat ini naik akibat kebijakan menteri, sebuah ambigu dan pelajaran bagi kita semua agar senantiasa menjaga mulut dan ucapan kita agar tidak menjadi boomerang.

Saya tidak mau berpolemik jauh antara ucapan menteri pada tahun 2015 dan ucapan sekarang, yang menarik ada bertolak belakang antara upaya swasembada sapi dengan kebijakan serba import daging. Pemerintah seolah kalang kabut terhadap mahalnya daging atau memang sengaja mengkalangkabutkan sendiri dengan berbagai upaya import dari mulai import daging beku, daging kebo dan terakhir import jeroan.

Padahal sejak awal saya pernah mengatakan tanpa makan daging sapi pun rakyat Indonesia tetap hidup sehat, beranak pinak. Akan tetapi patut disyukuri dinegeri ini ada pejabat yang telah mengangkat martabat jeroan.

NB : “Ada kisah seorang hamba disuruh majikannya ambil dua bagian dari tubuh hewan yang disembelih yang paling enak dan paling tidak enak, diambillah hati dan mulut [cingur], sihamba bilang kedua bagian tersebutlah paling enak dan kedua bagian tersebutlah paling tidak enak”

Hikmah kisah ini “Hati dan Mulut” dua bagian yang bisa membawa kebaikan dan bisa pula membawa keburukan , pandai-pandailah menjaga keduanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun