Jeroan martabat dan harga dirinya saat ini naik akibat kebijakan menteri, sebuah ambigu dan pelajaran bagi kita semua agar senantiasa menjaga mulut dan ucapan kita agar tidak menjadi boomerang.
Saya tidak mau berpolemik jauh antara ucapan menteri pada tahun 2015 dan ucapan sekarang, yang menarik ada bertolak belakang antara upaya swasembada sapi dengan kebijakan serba import daging. Pemerintah seolah kalang kabut terhadap mahalnya daging atau memang sengaja mengkalangkabutkan sendiri dengan berbagai upaya import dari mulai import daging beku, daging kebo dan terakhir import jeroan.
Padahal sejak awal saya pernah mengatakan tanpa makan daging sapi pun rakyat Indonesia tetap hidup sehat, beranak pinak. Akan tetapi patut disyukuri dinegeri ini ada pejabat yang telah mengangkat martabat jeroan.
NB : “Ada kisah seorang hamba disuruh majikannya ambil dua bagian dari tubuh hewan yang disembelih yang paling enak dan paling tidak enak, diambillah hati dan mulut [cingur], sihamba bilang kedua bagian tersebutlah paling enak dan kedua bagian tersebutlah paling tidak enak”
Hikmah kisah ini “Hati dan Mulut” dua bagian yang bisa membawa kebaikan dan bisa pula membawa keburukan , pandai-pandailah menjaga keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H