Pada saat wabah pandemi Covid 19 yang sudah melanda kurang lebih setahun di
hampir seluruh Negara di dunia. Kasus pertama pasien yang menderita Covid 19 dilaporkan
terdeteksi di kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok pada tanggal 18 November 2019.
Hingga saat ini,virus tersebut sudah. membuat banyak Negara mengalami kesulitan untuk melawan pandemi ini, dan tidak
terkecuali di Indonesia, yang dinyatakan memiliki pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Hingga saat ini, masih banyak strategi yang telah dilakukan pemerintah dalam
menghadapi pandemi ini dan strategi tersebut diharapkan dapat menjangkau seluruh
masyarakat hingga segala dampak yang ditimbulkan oleh Covid 19 ini tidak terlalu
memberatkan. Karena prioritas utama adalah kesehatan, maka peraturan yang utama
diberlakukan adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.
Peraturan ini tentunya menimbulkan permasalahan baru. Tentunya pada golonganÂ
masyarakat yang hidupnya bergantung pada adanya kegiatan "berkumpul" atau "bertatap
muka" akan tidak dapat melaksanakan kegiatan tersebut, tidak terkecuali para pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang disebut sebagai "penggerak perekonomian
rakyat" (Suhargon, 2019) sehingga otomatis kelangsungan berjalannya kehidupan merekaÂ
pun akan mengalami kesulitan besar. State of the Art serta Novelty disusun dengan tujuanÂ
agar dapat diketahui kebaruanatau hal yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi ilmu
pengetahuan, dengan membuat perbandingan dengan penelitian
Pertama-tama akan dibahas mengenai bagaimana kondisi 2 UMKM yang berada di
sekitar pekanbaru. UMKM yang pertama adalah toko kue dari pekanbaru dijalan suka karya.Â
Tujuan didirikannya usaha adalah untuk meningkatkan perekonomian keluarga pendiri sertaÂ
untuk memenuhi permintaan konsumen. Usaha ini memiliki karyawan sebanyak 3 orangUsaha ini adalah usaha turun temurun serta beberapa karyawan yang bekerja disana
merupakan tetangga sekitar rumah. Maka pemilik usaha toko kue ini harus lebih
memperhatikan kualitas serta kuantitas usaha toko kue yang sudah dihasilkan. Adapun
selama pandemi, penjualan kue ini juga mengalami penurunan, terutama karena usaha kue
ini dilakukan ditempat terbuka dan biasanya ramai pengunjung berkerumun. Jadi dampak
dari pandemi ini antara lain yaitu menurunnya penjualan hampir-hampir 60%, dari
pendapatan awal yang mencapai Rp. 3.500.000. Kendala lain adalah karena proses
produksi menggunakan bahan alami, otomatis bahan tersebut tidak akan bertahan lama
terutama jika peraturan untuk berjarak kembali diberlakukan.
UMKM kedua "Stan Minuman Boba" yang terletak di Jl. Kubang Raya. Usaha ini
merupakan salah satu usaha kecil yang beroperasi di daerah pekanbaru sejak 2020. Usaha
ini didirikan pada tahun 2020 oleh pemiliknya. Usaha ini masih beroperasi dengan skala kecil
dengan dua orang pekerja. Usaha ini melayani pembelian langsung oleh pedagang dan
Menjadi peminat untuk para kalangan anak-anak bahkan orang dewasa. Selama masa
pandemi, Usaha ini mengalami penurunan produksi karena masyarakat sempat
mengkhawatirkan jika Produksinya tidak bersih. Selain itu juga terdapat kendala lain seperti
sedikitnya peminat yang membeli minuman Boba. Beberapa piutang tak tertagih juga
menjadi kendala yang dihadapi disamping kondisi keuangan usaha yang sedang tidak stabil.
Usaha ini merupakan usaha yang menguntungkan dimana dengan modal yang tidak terlalu
besar mampu meraup keuntungan yang maksimal.
Penentuan Alternatif Strategi
Menurut (Rufaidah, 2012) secara umum strategi terbagi atas tiga tingkatan, yakni yang
pertama adalah Strategi Korporasi, yang merupakan tingkatan strategi yang dirumuskan dan
diimplementasikan oleh tingkat atas manajemen, atau top management, dimana dalam
lingkup UMKM, strategi ini diterapkan dan dirumuskan oleh pemilik, perintis, atau pelaku
usaha. Pada bagian inilah pelaku menentukan arah usahanya di masa depan, apakah
usahanya akan di tumbuhkan (Growth), tetap belum berubah, (Delay), atau diciutkan
(Retrenchment) (Rufaidah, 2012).
Tingkatan yang kedua adalah Strategi Bisnis. yang merupakan tingkatan strategi
yang dirumuskan dan diimplementasikan oleh tingkat menengah manajemen atau middle
management dimana dalam lingkup UMKM, terutama yang skala mikro, strategi ini masih
dirumuskan dan diterapkan oleh pemilik atau pelaku dan perintis usaha. Pada bagian ini
para pelaku menentukan apakah usaha nya akan melakukan tindakan competitive
(cenderung menyerang, berkompetisi) baik secara langsung, tidak langsung, atau secara
terang-terangan dan sembunyi-sembunyi.
Tingkatan paling akhir adalah Strategi Fungsional, yang merupakan tingkat strategi
yang dirumuskan dan diimplementasikan oleh tingkat bawah manajemen (low management)
Penentuan Alternatif Strategi
Menurut (Rufaidah, 2012) secara umum strategi terbagi atas tiga tingkatan, yakni yang
pertama adalah Strategi Korporasi, yang merupakan tingkatan strategi yang dirumuskan dan
diimplementasikan oleh tingkat atas manajemen, atau top management, dimana dalam
lingkup UMKM, strategi ini diterapkan dan dirumuskan oleh pemilik, perintis, atau pelaku
usaha. Pada bagian inilah pelaku menentukan arah usahanya di masa depan, apakah
usahanya akan di tumbuhkan (Growth), tetap belum berubah, (Delay), atau diciutkan
(Retrenchment) (Rufaidah, 2012).
Tingkatan yang kedua adalah Strategi Bisnis. yang merupakan tingkatan strategi
yang dirumuskan dan diimplementasikan oleh tingkat menengah manajemen atau middle
management dimana dalam lingkup UMKM, terutama yang skala mikro, strategi ini masih
dirumuskan dan diterapkan oleh pemilik atau pelaku dan perintis usaha. Pada bagian ini
para pelaku menentukan apakah usaha nya akan melakukan tindakan competitive
(cenderung menyerang, berkompetisi) baik secara langsung, tidak langsung, atau secara
terang-terangan dan sembunyi-sembunyi.
Tingkatan paling akhir adalah Strategi Fungsional, yang merupakan tingkat strategi
yang dirumuskan dan diimplementasikan oleh tingkat bawah manajemen (low management)
dimana dalam lingkup UMKM, strategi ini dirumuskan oleh tingkat atas seperti pemilik dan
dilakukan oleh para pekerja dalam usaha tersebut. Pada bagian ini, ditentukan juga
bagaimana strategi usaha dalam tiap-tiap 4 fungsi usaha, yakni fungsi Pemasaran,
Keuangan, Operasional dan SDM Strategi-strategi ini dapat diterapkan secara sekaligus bagi tiap tingkatan, namun jika
terdapat penerapan strategi dalam satu tingkatan, UMKM tersebut juga dapat menerapkan
lebih dari satu strategi yang tidak berlawanan, contohnya, strategi growth atau berkembang,
akan sulit dilakukan dan tidak dapat dijalankan bersamaan dengan strategi retrenchment
atau penciutan. Strategi-strategi ini juga dirumuskan dengan pertimbangan bagaimana
keadaan lingkungan sekitar usaha yang disebutkan dibagian deskriptif hasil lapangan
(environmental scanning) terutama di masa pandemi Covid 19 yang tengah mewabah. Hasil
lapangan didapatkan dengan turun langsung ke UMKM yang diteliti, melakukan
wawancara dan penggalian data lainnya, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan
yang ditetapkan pemerintah. Selama kegiatan penggalian data tidak ditemukan aktivitas
yang berpotensi menyebabkan penyebaran Covid 19. Berikut adalah strategi yang
dirumuskan bagi UMKM.
Tab
Menyebarnya virus Covid 19 ini diketahui telah menyebabkan dampak besar dalam
berbagai aspek, salah satunya bagi UMKM. Tidak ada jaminan kapan kondisi akan pulih,
maka perlu dirumuskan strategi yang tepat agar UMKM dapat tetap berjalan. Untuk Usaha
Toko Kue, Strategi Korporasi yang dirumuskan adalah Delay (Bertahan) dengan turunan
Strategi Pause, Strategi Bisnis yang dirumuskan adalah Kompetitif dengan turunan Cost
Leadership, lalu Strategi Fungsional dengan fungsi Operasional, Keuangan, dan
Pemasaran. Untuk Usaha Minuman Boba, Strategi Korporasi yang disarankan adalah Delay
(Bertahan) dengan turunan Strategi No Change. Untuk Strategi Bisnis, yang disarankan
adalah strategi Kompetitif dengan turunan Cost Focus. Untuk Strategi Fungsional, fungsi
yang disarankan adalah Operasional, Keuangan, Pemasaran. Strategi yang diterapkan,
haruslah melihat bagaimana hasil analisis lingkungan sekitar, dimana berbeda usaha, maka
beda juga strategi yang akan dirumuskan.Kekurangan dalam penelitian ini adalah bahwa
manajemen strategik yang dijadikan pendekatan dalam kajian ini adalah pendekatan yang
terlalu luas dan belum bisa diterapkan secara total pada UMKM dengan segala
keterbatasannya. Dibutuhkan pendekatan lain yang dapat menunjang berjalannya strategi
apabila diterapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H