Mohon tunggu...
Rohman Aje
Rohman Aje Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Alhamdulillah, Hopefully I am better than yesterday

Seorang opinimaker pemula yang belajar mencurahkan isi hatinya. Semakin kamu banyak menulis, semakin giat kamu membaca dan semakin lebar jendela dunia yang kau buka. Never stop and keep swing.....^_^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah di Balik Prosedur BAP dan Memori "Fitsa Hats"

8 Januari 2017   15:23 Diperbarui: 9 Januari 2017   08:18 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi BAP (Dokpri )

“Sering buat proposal saja mas! Dan sering-seringlah baca buku. Jangan baca lewat internet. Mahasiswa-mahasiswi saya kalau membuat karya tulis berbahan dari internet kurang saya beri respect

“Lalu, bagaimana cara Ibu menyerap ilmu dengan membaca buku tersebut?”

“Saya memang dari dulu suka baca buku mas. Bahkan jika saya ada waktu luang kok tidak baca buku terasa hambar atau ada yang kurang. Baca buku itu ibarat makanan pokok saja. Sedangkan cara saya membaca buku tersebut dengan cara meringkas uraian-uraian yang penting”

“Wow, baca buku ibarat seperti makan. Jadi, lebih baik tidak makannya ya Bu ketimbang tidak baca buku?”

“Ya, kurang lebih seperti itu mas. Ini saja kalau masih ada sekolah sesudah S3, saya mau melanjutkan sekolah lagi.”

“Ya, kalau begitu Ibu teruskan saja dengan gelar Profesornya!”

“Iya sih, maunya begitu. Namun sayang, gelar Ph.D yang saya dapat dari Filipina kelak harus ada penyetaraan lagi dari Dikti. Mungkin untuk mencegah adanya gelar-gelar bodong itu”

Itulah gairah dan semangat Bu Desi dalam menimba ilmu yang tak lekang oleh waktu. Seorang Dosen sekaligus Ibu dari tiga anak ini pantang berhenti untuk sekolah dan sekolah. Ketika saya tanya, apakah beliau punya blog, dia jawab tidak. Sayang sekali. Lalu, saya sarankan untuk membuatnya. Meski saya tahu beliau termasuk orang yang lahir di jaman jadul, sehingga tidak begitu akrab dengan namanya blog dlsb, saya sarankan untuk menulis di blog. Jadi, yang terinspirasi bukan hanya saya dan para mahasiswa-mahasiswi di kampusnya, tapi kebaikan ilmu pengetahuan dan kisah inspiratifnya akan abadi sebab pena dan tinta emasnya di mata dan hati pembaca rakyat Indonesia.

Di penghujung pertanyaan dan BAP yang sudah selesai, saya tidak lupa mengingatkan, “Silahkan Bu Desi untuk membaca dan mengoreksi kembali dengan seksama hasil BAP yang sudah saya cetak sebelum ditandatangani dan sebelum fenomena Fitsa Hats kembali viral!”

Bu Desi pun tersenyum simpul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun