“Tuh, kan. Kalau kamu sudah hapal sama doa petirnya, kamu ga kaget dan menangis lagi kan. Nah, itulah salah satu keutaamaan doa petir ka, kamu gak bakal takut lagi dan kamu juga bakal dapat perlidungan dari Allah”
“Iya ya, ayah. Dafa mau ngapalin lagi ah...” Semangat Dafa menggelora.
Tidak lama kemudian Adzan Isya berkumandang. Kita langsung melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai berdoa, dafa melepaskan sarungnya dan bersiap keluar dari mushola dengan wajah senang dan bahagia.
“Aku sayang Ayah” ujar Dafa dengan penuh kasih, setelah mencium pipi kanan dan kiri ayahnya dan setelah salim tangan kanan saya.
Subahanallah....
anakku Dafa, sungguh suatu kebahagiaan yang terindah yang takkan pernah terlupakan.
Semoga kamu jadi anak yang sholih dan senantiasa berbakti pada orang tua.