Mohon tunggu...
Edwin Pratama
Edwin Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berpuisi, berdoa, dan berupaya.

Keindahan terbesar ialah ketika hujan tiba, payung-payung itu tidak dibiarkan untuk meneduhi kepalanya seorang sendiri. Tapi, mampu meneduhkan pelbagai kepala yang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Contoh Cerpen: Apel Bukan Hanya Sekadar Buah

24 Juni 2021   23:35 Diperbarui: 24 Juni 2021   23:35 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ya bisa... coba saja kau kirimkan buah apel itu pada kekasihmu, lalu sisipkan puisi nan indah di dalamnya. Percaya atau tidak, buah apel itu seketika menjelma sebagai buah cinta yang tiada tara.” jawabku, sambil tersenyum tipis.

"Tapi... aku tidak bisa membuat puisi, Win! Bagaimana kalau kau saja yang merangkainya?"  keluh Mawi, penuh harap.

"Begini... jika aku yang merangkainya, bagaimana sewaktu-waktu ia mengetahuinya bahwa aku yang telah merangkai puisi tersebut? Sungguh, sebuah karya akan bernilai lebih, jika memang itu hasil dari ketulusan dan jerih payahmu sendiri, aku yakin kau bisa." ucapku, sambil menepuk bahu kirinya, berupaya memberi semangat kepada Mawi. 

"Ambillah apel ini! lalu kau tuliskan tentang keindahan-keindahan yang ada dalam dirinya." Dan ketahuilah, bro! apa pun hasilnya kelak; hal yang terpenting adalah kau sudah berupaya semampumu."  tutupku, sambil memeluknya.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun