Mohon tunggu...
Nanang Dwi
Nanang Dwi Mohon Tunggu... Freelancer - Tinggal di Bojonegoro

Menulis untuk kemajuan bersama

Selanjutnya

Tutup

Money

BKD di Desa Megale Kedungadem Bojonegoro, Dongkrak Ekonomi Masyarakat

20 Desember 2021   11:43 Diperbarui: 20 Desember 2021   16:23 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I Dok Pembangunan Bojonegoro

Bojonegoro - Pemerintah Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro,  saat ini sedang membangun jalan desa sepanjang 1.100 meter melalui dana Bantuan Keuangan Desa (BKD) tahun 2021.


"Untuk anggarannya adalah sebesar Rp1,6 miliar,"ujar Kepala Desa Megale, H. Suraji, Senin (20/12/2021).

Sekarang ini, dari total 1.100 meter, sepanjang 550 meter telah terselesaikan 100 persen. Sementara sisanya menunggu monitoring dan evaluasi dari Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Penataan Ruang.

"Dari sepanjang 550 meter, anggaran yang cair 50 persennya adalah Rp820 juta,"tandasnya.

Diakui, dengan dibangunnya jalan aspal di Desa Megale, selain untuk membuka akses bagi beberapa desa yang terpencil pembangunan jalan ini akan memperpendek jarak tempuh masyarakat menuju kota Bojonegoro."Warga itu sangat senang sekali jalan di Desa Megale diperbaiki. Baik itu petani, pedagang, maupun masyarakat umun,"tegasnya.

Bagaimana tidak, dengan memperpendek jarak tempuh ke kota, banyak petani yang bisa menjual hasil panennya dengan harga bagus dan tidak harus mengeluarkan biaya operasional untuk membeli bahan bakar minyak (BBM).

"Begitu juga dengan pedagang, mereka tidak perlu memutar melalui Desa Kedungadem jika akan menuju kota,"tandasnya.

Pembangunan jalan ini merupakan program BKD yang diharapkan dapat membuka akses dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Ditargetkan pada akhir tahun 2021, jalan sepanjang 1.000 meter sudah terbuka dengan badan jalan timbunan pilihan dan berkualitas.

"Timlak telah mengerjakan jalan aspal ini dengan baik dan harapannya segera tuntas hingga akhir tahun," pungkasnya.

Sementara Amirullah (45), warga setempat mengaku, jika bertahun-tahun baru bisa menikmati jalan aspal di Desa Megale.

"Dulu ya masih jelek, jadi banyak warga yang berputar arah agar perjalannya nyaman,"tukasnya.

Jika suasana desa sepi, sekarang ini tidak lagi. Pria yabg berprofesi sebagai petani ini mengaku semakin sore semakin ramai oleh anak-anak muda.

"Khawatirnya malah dibuat trek-trekan motor. Ini ya yang harus diperingatkan oleh Pemdes. Saking halusnya jalan, mungkin dianggap jadi lokasi balapan,"tegasnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun