Mohon tunggu...
Opik Meteng
Opik Meteng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hay, saya baru memulai untuk menjadi penulis artikel yang bermanfaat agar bisa dibaca oleh masyarajat luas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemasaran ala Penjual Martabak Pinggir Jalan

19 Mei 2023   06:48 Diperbarui: 19 Mei 2023   15:18 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Saya dan Pak Kuntoro

Hai, sobat kompasiana, kembali lagi bersama saya di situs kesayangan kalian. Kali ini saya bakal membagikan pengalaman Pak Kuntoro dalam melakukan pemasaran terhadap produknya, yaitu martabak dan terang bulan. Sehingga nanti buat kalian yang masih pemula terjun ke dunia bisnis bisa mencoba apa yang dilakukan Pak Kuntoro ini ya. Enjoyy!!

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting suatu usaha untuk menjalankan bisnisnya. Suatu usaha memerlukan teknik pemasaran yang tepat untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kalau menurut William J. Stanton, pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (Emawati, 2007). Di sini saya akan mengupas teknik pemasaran yang digunakan oleh penjual martabak di pinggir jalan.

Baiklah, kita mulai dari mengenalkan penjualnya ini. Nama penjualnya saya panggil Pak Kuntoro. Asalnya dari Tegal dan dia sudah hijrah ke Lombok dan berjualan martabak di lapangan Muhajirin selama satu tahun lamanya. 

Pak Kuntoro memilih lokasi tersebut karena memang Lapangan Muhajirin terkenal sebagai lokasi tujuan jalan-jalan bagi masyarakat lokal. Buat kalian yang belum tahu nih tentang tempat ini, saya bisa katakan kalau Lapangan Muhajirin merupakan ikon kota Praya yang sangat keren apalagi waktu malam hari. Nah, oleh sebab itu, Pak Kuntoro memilih tempat ini sebagai lokasi yang pas untuk membuka usaha.

Pemilihan suatu lokasi usaha yang strategis dan tepat seperti itu sangat menentukan keberhasilan suatu usaha di kemudian hari. Hal tersebut karena lokasi berpengaruh terhadap strategi memasarkan produk dan penjualan serta keuntungan. Apabila usaha berada di tempat yang strategis berarti memudahkan konsumen menuju lokasi usaha dan pendistribusian suatu produk lebih dikenal sehingga akan berimbas pada penjualan yang semakin meningkat. Begitu pula dengan keuntungan yang didapatkan (Hasyim, 2022).

Bermodalan gerobak 3 kali 1 meter, Pak Kuntoro siap menawarkan produknya kepada target pasarnya. Menentukan target pasar itu penting banget buat mengenal konsumen kita. Target pasar merupakan kelompok masyarakat yang dinilai membutuhkan produk dari sebuah bisnis. Menurut Kotler & Armstrong (2008), target pasar adalah sekelompok pembeli atau konsumen yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama dan menjadi tujuan dari promosi bisnis. Mengetahui target pasar ini sangatlah penting dalam bisnis, terutama ketika melakukan strategi pemasaran. Kehadiran target pasar juga membantu para suatu usaha agar tepat penerapan strateginya sesuai konsumen yang disasar.

Kalau ngomongin target pasar, Pak Kuntoro lebih mengutamakan anak-anak dan orang dewasa atau masyarakat menengah ke bawah sebagai sasaran pelangannya. Sehingga menurutnya semua orang bisa dengan mudah mencicipi produk buatannya itu. Apalagi dengan harganya yang relatif terjangku bagi kalangan tersebut untuk mampu membelinya.

Pak Kuntoro memasang harga 18 ribu untuk satu kotak martabak dan begitu juga dengan produk lainnya yaitu terang bulan. Porsinya juga menurut saya sudah lumayan banyak dan besar-besar. Pokoknya cukup dah untuk makan bersama keluarga di rumah.

Harga seperti itu sudah dipertimbangkan oleh Pak Kuntoro sendiri dengan melihat biaya produksi, belanja, bensin, dan juga waktu kerjanya. Keuntungan yang dia tetapkan juga hanya berkisar 30 % saja atau sekiar 5 ribuan.

Menurutnya, dia hanya ingin dihargai berapa atas kerja kerasnya. Penetapan harga jual seperti itu sangat penting menurutnya karena banyak penjual yang abai terhadap harga jual dengan mempertimbangkan biaya produksinya.

Apa yang dilakukan oleh Pak Kuntoro tersebut sangat sejalan dengan metode penetapan harga cost plus pricing. Dimana metode cost plus pricing adalah metode penentuan harga jual dengan cara menghitung biaya produksi perunit dan menentukan laba yang diinginkan oleh perusahaan lalu kemudian perusahaan bisa menentukan harga jual produknya (Garrison, 2013).

Kemudian, supaya lokasinya dapat dilihat oleh pelanggan, tak lupa Pak Kuntoro memasang spanduk berukuran sedang di pinggir jalan tempatnya berjualan. Tentu saja kita semua tahu betapa dibutuhkannya pengiklanan seperti itu supaya suatu bisnis dapat dikenal orang. Dia juga mengakui sendiri kalau memasang spanduk seperti itu merupakan cara promosi yang efektif menurutnya.

Pak Kuntoro juga berniat ingin mempromosikan produknya lewat sosial media karena dia sendiri sadar kalau hal itu dapat mendatangkan peluang yang lebih besar untuk bisnisnya. Dengan mengikuti perkembangan teknologi, melakukan pemasaran produk justru bisa dengan mudah dikenal dan bersaing. Media sosial juga digunakan sebagai alat komunikasi pemasaran untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk, meningkatkan image produk, dan berakhir pada peningkatan penjualan (Kotler dan Keller, 2016).

Sejauh ini Pak Kuntoro belum mencoba mempromosikan produknya menggunakan media sosial resmi. Namun, sudah ada beberapa pelangan yang membantunya dengan senang hati promosi lewat konten tiktok pribadinya dengan merekam aktivitas memasaknya itu.

Para pelanggan juga menjadi bagian penting dalam perkembangan bisnisnya. Pak Kuntoro sering kali ngobrol langsung dengan pelanggan terutama pelanggan setia untuk memberikan masukan dan saran atas produknya sehingga dapat mengembangkan produknya. Mendengarkan dan menerima masukan mereka untuk dijadikan referensi merupakan cara untuk mengetahui kebutuhan konsumen. Seperti kata yang saya sukai dari Harnoto dalam jurnalnya bahwa pelanggan yang komplain bisa menjadi teman paling baik. Tanpa mengungkapkan permasalahan mereka kita tidak pernah bisa tahu bagaimana cara melayani mereka lebih baik. Tanpa perbaikan usaha kita akan stagnan dan pada akhirnya bangkrut (Harnoto, 2014). Oleh karena itu, penting banget buat kalian untuk selalu berpedoman dari keluh-kesah konsumen, iya.

Selalu mengembangkan cita rasa martabak dari saran pelanggan merupakan salah satu cara jitu untuk menang dalam pemasaran. Dengan cara begitu, Pak Kuntoro bisa selangkah lebih maju memenangkan persaingan dengan mengembangkan produknya lebih cepat dari para pesaingnya.

Selain dengan cara seperti itu yang digunakan Pak Kuntoro untuk memenangkan hati pelanggan, dia juga menggunakan senjata rahasia yang sering diabaikan penjual lain yaitu pelayanan terbaik bagi pelanggan. Saya juga melihat Pak Kuntoro senantiasa merespon pelanggannya dengan cepat dan ramah setiap kali datang membeli. Tidak lupa pula dia menyediakan tempat duduk untuk mengantri dan daftar menu yang mudah dipahami.

Pelayanan yang baik kepada pelanggan dapat menjadi tambahan nilai tersendiri bagi semua bisnis untuk mendapatkan pelanggan atau mempertahankan pelanggan yang baru. Hal tersebut perlu dilakukan karena sikap pelanggan adaah dinamis jika ia menyukai barang atau jasa dari suatu perusahaan dan berhak menentukan pilihan yang cocok bagi mereka (Brahim, 2021). Jadi jangan lupa untuk berikan pengalaman yang enak kepada pelanggan, iya.

Tidak sampai di situ, cara lain yang digunakan Pak Kuntoro supaya bisa menang dalam persaingan adalah membuka cabang. Yap, saat ini beliau sudah membuka cabang di daerah Puyung dan Kopang untuk bisa meningkatkan pemasaran produknya. Dengan cara begitu, masyarakat lebih mudah mengenal dan mengakses produknya itu.

Pada akhirnya yang paling penting adalah harus bisa mencapai target yang sudah ditentukan sebelumnya oleh suatu bisnis. Sebuah target harus ada agar bisa mengevaluasi perkembangan bisnis.

Pencapaian target bisa menjadi tolak ukur keberhasilan strategi pemasaran. Bahkan menurutnya, jika usaha yang dia kelola saat ini tidak bisa mencapai ekspektasi yang sudah ditetapkannya maka dia harus berhenti melakukannya. Sebab, kenapa lagi harus mempertahankannya kalau rugi terus, kan. Karena itu, penting juga untuk mengevaluasi target secara berkala.

Pak Kuntoro sendiri menyebutkan kalau target utama dalam bisnisnya harus bisa terjual minimal masing-masing 3 kg martabak dan terang bulan setiap harinya. Dengan adanya target seperti itu, diharapkan akan memacu perkembangan usahanya ke depan. Serta tindakan apa yang akan diambil untuk mencapai itu semua.

Hal terakhir yang saya tanyakan ke Pak Kuntoro adalah terkait dengan masalah terbesar yang dia hadapi dalam melakukan pemasaran. Dia bilang kalau hal itu hanya masalah cuaca seperti musim hujan yang mengurangi jumlah konsumen datang membeli. Saya yakin setiap pelaku usaha memiliki tantangan sendiri dalam memasarkan produknya.

Namun, dalam kasusnya Pak Kuntoro, dengan persiapan yang baik dapat mengurangi kerugian. Bisa dengan memproduksi lebih sedikit pada musim hujan jika merasa kalau konsumen yang datang juga sedikit.

Nah, itu tadi teknik pemasaran ala penjual martabak, jadi gimana menurut kalian. Strategi pemasaran yang dilakukan Pak Kuntoro tadi bisa kalian coba pada bisnis atau usaha yang sedang kalian kelola. Selamat mencoba dan semoga sukses.

***

Referensi:

Pak Kuntoro. Wawancara tanggal 19 April 2023.

Emawati. 2007. Skripsi: "Analisis Kelayakan Finansial Industri Tahu (Studi Kasus: Usaha Dagang Tahu Bintaro, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten)". Jakarta: Fak. Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Hasyim, S., H. 2022. Analisis Kelayakan Usaha ditinjau dari Aspek Pemasaran (Studi Kasus pada Warung Bakso Bagus Kecamatan Rappocini). Journal of Economic Education and Entrepreneurship Studies, 3 (2).

Garrison, Noreen & Brewer.2013, Akuntansi Manajerial Edisi 14, Salemba Empat, Jakarta.

Muh, Nur Eli Brahim. 2021. Produk Kreatif dan Kewirausahaan Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMK/MAK Kelas XI Semester 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Philip Kotler & Gary Armstrong
 2008. Prinsip-prinsip pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun