Berikutnya adalah laptop karena ada banyak tugas dan laporan. Untuk saat ini tidak apa-apa deh pakai laptop kantor.
Ponsel, laptop, power bank dan rice cooker mini sudah masuk daftar. Kucari-cari kamera digital kami. Sejak di tempat suci India kamera itu bermasalah dan ternyata sampai sekarang juga sama. Kamera digital pun masuk daftar. Anggaran untuk kamera digital maksimal Rp 3 juta, yang bisa menghasilkan gambar terang, detail dan cepat fokus.
Jadinya barang elektronik yang bakal kubawa yaitu ponsel, laptop, power bank, rice cooker mini, kamera digital dan travel adaptor. Kecuali laptop, aku perlu belanja.
Seperti layaknya netizen yang melek internet, saya pun mengecek harga melalui web. Pada bulan Desember tahun lalu Electronik City juga banjir diskon. Aku memeriksanya di website Electronic City dimana ada pengkategorian juga bisa disetel harga minimum dan terendahnya.
Singkat cerita, tak lama setelah itu aku berangkat ke Eropa. Di sana ada banyak hal menarik yang membuatku tak bosan untuk memotret. Tapi aku cepat homesick terutama dalam hal masakan. Syukur-syukur ada rice cooker mini. Tinggal beli beras aku bisa masak nasi dan menyantapnya dengan rendang. Masakan Indonesia memang luar biasa.
Teman-teman lain sudah kangen makan nasi dan lauk rumahan, eh aku tenang. Ada rice cooker gitu lho. Yang lain kemudian ikut-ikutan beli rice cooker di Jerman yang selisih harganya lumayan.
Hampir setiap dua minggu sekali kami berpindah tempat. Start di Berlin, kemudian menuju Munster, Heidelberg dan kota-kota lainnya. Saya dan teman-teman diajak ke parlemen Jerman, melihat BPJS ala Jerman. Yang serunya, saya dan beberapa orang dari Indonesia sempat menonton piala Eropa. Wew atmosfernya itu. Berkat kamera digital dan mobile phone semua itu bisa didokumentasikan lewat gambar dan juga video pendek.